25.6 C
Jakarta
19 September 2024, 8:56 AM WIB

Inilah Misteri di Balik Penemuan Dua Bangkai Paus di Perairan Bali

DENPASAR – Teka teki penyebab penemuan dua ekor bangkai paus berukuran besar di Bali, tepatnya di pantai Serangan dan Nusa Dua memang masih menjadi misterius. Apakah memang karena ulah manusia, faktor alam atau yang lain, saat ini belum ada penelitian yang dilakukan pihak terkait. 

Melihat hal tersebut, radarbali.id mencoba melihat dari faktor cuaca dengan mengkonfirmasi dengan pihak BMKG. Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG di Bali, Iman Fatchurochman pun memberikan pemaparan yang menarik terkait kasus ini.

“Terkait kematian paus, harus dicek dulu dengan pemeriksaan tubuh paus, apakah ada luka atau mati karena penyakit. Biasanya BPSL KKP mengambil sampel bagian tubuh paus untuk diidentifikasi penyebab kematiannya,” ujarnya Kamis (19/11).

Selain itu, ada faktor lain yang juga mesti dilihat. Apa itu? “Faktor lain ada sesuatu yang mengacaukan navigasi paus seperti kapal yang mengeluarkan gelombang sonar. Sehingga membuat paus bisa menabrak kapal tersebut misalnya,” jawabnya.

Sementara untuk kemungkinan karena faktor cuaca, Iman melihat tak terlalu menjadi pilihan utama. Namun diakuinya, sepanjang pengamatan yang dilakukan pihak BMKG dalam 10 hari terakhir untuk wilayah selatan memang gelombangnya dominan tinggi mencapai 2 meter lebih.

“Tapi belum ada kajian apakah hal tersebut menjadi penyebab kematian paus. Saya cenderung berhipotesis bahwa faktor cuaca saat ini bukanlah menjadi penyebab kematian paus. Karena mereka (paus) sudah biasa dengan kondisi gelombang laut yang lebih ekstrem,” pungkasnya.

DENPASAR – Teka teki penyebab penemuan dua ekor bangkai paus berukuran besar di Bali, tepatnya di pantai Serangan dan Nusa Dua memang masih menjadi misterius. Apakah memang karena ulah manusia, faktor alam atau yang lain, saat ini belum ada penelitian yang dilakukan pihak terkait. 

Melihat hal tersebut, radarbali.id mencoba melihat dari faktor cuaca dengan mengkonfirmasi dengan pihak BMKG. Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG di Bali, Iman Fatchurochman pun memberikan pemaparan yang menarik terkait kasus ini.

“Terkait kematian paus, harus dicek dulu dengan pemeriksaan tubuh paus, apakah ada luka atau mati karena penyakit. Biasanya BPSL KKP mengambil sampel bagian tubuh paus untuk diidentifikasi penyebab kematiannya,” ujarnya Kamis (19/11).

Selain itu, ada faktor lain yang juga mesti dilihat. Apa itu? “Faktor lain ada sesuatu yang mengacaukan navigasi paus seperti kapal yang mengeluarkan gelombang sonar. Sehingga membuat paus bisa menabrak kapal tersebut misalnya,” jawabnya.

Sementara untuk kemungkinan karena faktor cuaca, Iman melihat tak terlalu menjadi pilihan utama. Namun diakuinya, sepanjang pengamatan yang dilakukan pihak BMKG dalam 10 hari terakhir untuk wilayah selatan memang gelombangnya dominan tinggi mencapai 2 meter lebih.

“Tapi belum ada kajian apakah hal tersebut menjadi penyebab kematian paus. Saya cenderung berhipotesis bahwa faktor cuaca saat ini bukanlah menjadi penyebab kematian paus. Karena mereka (paus) sudah biasa dengan kondisi gelombang laut yang lebih ekstrem,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/