RadarBali.com – Bali United sukses menahan imbang tuan rumah Sriwijaya FC dengan skor 2-2 di Stadion Jakabaring, Palembang, Rabu malam kemarin (19/7).
Meskipun gagal meraih kemenangan keempat secara beruntun, tetapi Bali United tetap berada di performa terbaiknya. Target tidak ingin kehilangan poin juga sukses diraih skuad asuhan Widodo Cahyono Putro.
Saat konferensi pers usai pertandingan kemarin, Widodo menjelaskan jika dia sudah menginstruksikan anak asuhnya agar tidak hilang poin melawan mantan tim asuhannya di ISC A 2016 lalu.
“Saya sudah instruksikan jangan sampai kalah. Ini penting untuk menentukan pertandingan kedepannya bisa lebih mudah atau tidak,” ucap Widodo.
Pelatih berusia 46 tahun itu menambahkan, meskipun pertandingan kedepannya lebih berat karena harus melawan PSM Makassar di kandang sendiri dan melawan tuan rumah Persegres Gresik United di penghujung putaran pertama, Widodo tetap bekerja keras untuk bisa mengamankan poin untuk bisa berada di jalur juara.
“Sriwijaya saat ini memang masih di bawah. Tapi saya yakin Sriwijaya bisa bangkit di pertandingan selanjutnya,” ujar Widodo.
Raihan satu poin di kandang Laskar Wong Kito – julukan SFC juga sudah diprediksi oleh pelatih kelahiran Cilacap, Jawa Tengah itu.
“Kami sudah hitung-hitungan saat meeting kalau kami bisa memenangkan pertandingan kali ini. Kalaupun tidak menang, jangan kalah. Mereka semua bermain dengan hati dan mau mempersembahkan yang terbaik untuk Bali United,” ujar mantan arsitek Persela Lamongan dan Petrokimia Gresik itu.
Selain itu, dia juga mengetahui karakteristik permainan SFC karena hampir semua pemain pernah ditangani olehnya.
“Tentu ada trik khusus. Kecuali Tijani (Belaid), saya sudah mengetahui karakteristik pemain. Kami kunci Marckho, Zalnando, dan Hilton tetapi Zalnando dan Marckho bisa lepas dari kawalan pemain kami,” bebernya.
Sementara itu, Caretaker Sriwijaya FC Hartno Ruslan mengakui jika ada yang salah dari tubuh timnya. Apalagi terkait dua gol yang dilesakkan Bali United ke gawang Teja Paku Alam.
“Memang dalam beberapa pertandingan kai sempat unggul lebih dulu dan bisa disamakan. Yang harus diperbaiki adalah antisipasi crossing. Kelemahan kami ada disana,” ucapnya.
Lemahnya antisipasi crossing oleh punggawa SFC juga dipengaruhi oleh postur tubuh pemain SFC yang kalah dari Serdadu Tridatu.
“Memang Bali United memiliki postur yang tinggi. Caranya mengatasi ya pemain kami harus melakukan timing dan posisi yang tepat,” ujarnya.
Selain itu, beberapa kali Hilton Moreira dkk salah melakukan umpan-umpan. Itu akibat tekanan yang tinggi dari Bali United.
“Kami belum mengontrol bola, tetapi sudah disergap lawan. Di babak kedua tekanan lumayan tinggi jadi kedepan merak harus bisa lebih tenang lagi,” terang Hartono.