BADUNG – Kepolisian di Bali masih memble dalam mengungkap kasus pencurian pretima di sejumlah pura, baik di Badung dan Gianyar. Sampai saat ini, pencurian pretima di Abiansemal, Ubud dan Tampaksiring masih misteri.
Sejauh ini pelaku sama sekali belum tersentuh dan diduga masih berkeliaran. Terkiat ini, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali Kombespol Dodi Rahmawan menyatakan bahwa Polisi masih melakukan penyelidikan.
Lantaran pelaku tidak disentuh sama sekali, maka aksi tersebut menjadi teror bagi benda sakral atau Pratima di tanah seribu pura ini.
Kini Polda Bali dan jajarannya masih melakukan pengembangan terkait pelaku yang beraksi di 4 pura yang berada di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, berikutnya di Siwa Krana yang tersimpan di Gedong Pasineban Pura Taman Limut, Pangosekan, Ubud, Gianyar.
Juga di Pura Dalem Sakti, Desa Adat Petemon, Pejeng Kelod, Tampaksiring, Gianyar. Di Tampaksiring, Gianyar, pelaku membawa kabur pratima berupa Dewi Durga berlapis emas dan 15 pucuk sekar emas dari gedong penyimpenan.
Atas kejadian ini, pihak Kepolisian sudah berkoordinasi dengan pengempon pura yang mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
“Pratima berupa Dewi Durga raib, dengan 15 pucuk sekar emas yang disimpan di kotak. Polsek Tampaksiring dan Polres Gianyar masih menyelidiki kasus yang diketahui terjadi pada Rabu (2/9) sekitar pukul 13.00,” kata Direskrimum Kombespol Dodi Rahmawan.
Dia mengatakan kejadian serupa sebelunya yakni pencurian pratima terjadi di menggasak Siwa Krana yang tersimpan di Gedong Pasineban Pura Taman Limut, Pangosekan, Ubud, Gianyar, diketahui Rabu (6/5) sekitar pukul 11.00.
Di Ubud, kata Kombespol Dodi Rahmawan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa pengayah, pemangku, pecalang, serta pengurus Desa Adat setempat. “Dengan adanya kerjasama tersebut, semoga dalam waktu dekat, pelaku pencurian pratima berupa Kethu atau Siwa Krana dapat diamankan,” jelas dia, Selasa (22/12).
Sementara itu di Badung, puluhan benda sakral yang merupakan warisan leluhur itu masih diselidiki tim Reskrim Polres Badung. Berdasarkan penyelidikan, Polisi menemukan sejumlah patahan di beberapa bagian Pelinggih yang diduga menjadi jalan pelaku masuk ke dalam Pura, jejekanya pun masih dilakukan pengembangan.
Benda-benda sakral yang hilang dari dalam kotak Pratima itu yakni pratima berbentuk kuda, satu batang daun gender warna kuning, bunga-bunga emas uang bolong satak, gelang perak, sabuk perak, dan anting-anting emas.
Pura lain yang menjadi korban pencurian yakni Pura Penataran, dan Pura Kawitan Pasek Gelgel di Desa Adat Blahkiuh. Di Pura Penataran, pelaku menggondol Pratima berbentuk patung dan soca.
Sementara di Pura Kawitan Pasek Gelgel, pelaku hanya mengacak-acak isi Pura dan tak ada Pratima yang dicuri.
Terkait teror pencurian yang menghantui Pura ini, petugas kepolisian belum bisa memastikan pelakunya. Polisi meminta warga ikut menjaga Pura dan mengawasi benda-benda sakral yang berada di dalam pura. “Kami masih pengembangan,” tutup Dodi.
Sementata itu, Kapolres Badung AKBP Roby Septiasi mengaku bahwa sejauh ini pihaknya masih bekerja keras melakukan penbembangan. Tidak ada dibentuk tim khusus.
“Tim Reskrim kami masih andal dan sementara melakukan pengembangan. Bekerja sama dengan masyarakat di wilayah hukum Polres Badung. Tidak ada tim khusus, saya masih percaya dengan buser-buser,” akunya.