25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:45 AM WIB

Lahan Bandara Butuh 360 Ha, Pemprov Bali Mohonkan Lahan TNBB 64 Ha

DENPASAR – Proyek pembangunan Bandara Bali Utara kembali masuk rencana proyek strategis Pemprov Bali pada 2021.

Kepastian itu terkuak saat digelar rapat kerja antara Komisi III DPRD Bali dengan Dinas Perhubungan Bali kemarin.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali Wayan Gde Samsi Gunarta mengatakan, berdasar proses studi Kementerian Perhubungan, titik pembangunan bandara bakal mengarah ke barat yakni ke Desa Sumberklampok, Gerokgak, Buleleng. 

“Itu studinya. Tapi kami masih menunggu resminya. Kami juga sedang mengerjakan pengerjaan terkait lahan, dan set up rencana lahan yang akan dimanfaatkan.

Itu semua masih dalam proses perencanaan. Tapi secara teknis, (titiknya) sudah ke barat,” kata Wayan Gde Samsi Gunarta.

Sejatinya, sambung dia, Pemerintah Pusat akan menerbitkan Penlok pada akhir 2020 lalu. Namun urung terealisasi mengingat proses yang harus dilalui cukup panjang.

Terutama mengenai analisa teknis dan masalah pengukuran lahan yang agak terhambat. “Mereka (Kementerian Perhubungan) masih membutuhkan waktu,” sambungnya. 

Disinggung mengenai luas lahan yang diperlukan, menurutnya, untuk keberadaan terminal dan landasan pacu di Bandara Bali Utara seluas 310 hektare.

Namun, sebagai gambaran awal, Pemprov Bali baru bisa menyediakan lahan sekitar 150 hektare. Alias masih kurang 160 hektare lagi.

Saat ini, pihaknya sedang membangun komunikasi dengan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mengingat sebagian lahan bandara bakal memanfaatkan lahan yang dikelola Kementerian Perhutanan itu.

“Kurang lebih kita membutuhkan (lahan TNBB) 64 hektare,” pungkas Wayan Gde Samsi Gunarta. 

DENPASAR – Proyek pembangunan Bandara Bali Utara kembali masuk rencana proyek strategis Pemprov Bali pada 2021.

Kepastian itu terkuak saat digelar rapat kerja antara Komisi III DPRD Bali dengan Dinas Perhubungan Bali kemarin.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali Wayan Gde Samsi Gunarta mengatakan, berdasar proses studi Kementerian Perhubungan, titik pembangunan bandara bakal mengarah ke barat yakni ke Desa Sumberklampok, Gerokgak, Buleleng. 

“Itu studinya. Tapi kami masih menunggu resminya. Kami juga sedang mengerjakan pengerjaan terkait lahan, dan set up rencana lahan yang akan dimanfaatkan.

Itu semua masih dalam proses perencanaan. Tapi secara teknis, (titiknya) sudah ke barat,” kata Wayan Gde Samsi Gunarta.

Sejatinya, sambung dia, Pemerintah Pusat akan menerbitkan Penlok pada akhir 2020 lalu. Namun urung terealisasi mengingat proses yang harus dilalui cukup panjang.

Terutama mengenai analisa teknis dan masalah pengukuran lahan yang agak terhambat. “Mereka (Kementerian Perhubungan) masih membutuhkan waktu,” sambungnya. 

Disinggung mengenai luas lahan yang diperlukan, menurutnya, untuk keberadaan terminal dan landasan pacu di Bandara Bali Utara seluas 310 hektare.

Namun, sebagai gambaran awal, Pemprov Bali baru bisa menyediakan lahan sekitar 150 hektare. Alias masih kurang 160 hektare lagi.

Saat ini, pihaknya sedang membangun komunikasi dengan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mengingat sebagian lahan bandara bakal memanfaatkan lahan yang dikelola Kementerian Perhutanan itu.

“Kurang lebih kita membutuhkan (lahan TNBB) 64 hektare,” pungkas Wayan Gde Samsi Gunarta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/