25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:30 AM WIB

Muncul Bibit Siklon Tropis, Bali Diprediksi Diguyur Hujan Lebat

MANGUPURA – Hasil analisis dinamika atmosfer laut menunjukkan bahwa La Nina masih berlangsung paling tidak hingga Mei 2021 dengan kecenderungan menuju netral.

Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang dapat berkontribusi pada peningkatan awan hujan.

Bahkan untuk Pulau Bali masih diprediksi terjadi hujan lebat dan angin kencang. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan,

BMKG sebagai Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta mendeteksi adanya adanya dua bibit siklon tropis.

Yaitu bibit siklon tropis 90S di Samudra Hindia Barat Daya Sumatera dan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.

Intensitas kedua bibit siklon tropis tersebut cenderung menguat dalam 24 jam ke depan dengan pergerakan menjauhi wilayah Indonesia.

Secara tidak langsung keberadaan bibit siklon tersebut dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatkan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.

“Selain itu dapat mendorong peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada peningkatan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia,” jelas Guswanto.

Berdasar kondisi tersebut, BMKG memprakirakan terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat-sangat lebat, angin kencang dan gelombang tinggi dalam periode sepekan ke depan di sebagian wilayah Indonesia.  

Dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat diprediksi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Kemudian potensi angin kencang diprediksi terjadi di Lampung, Banten,  Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (hujan lebat-sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir,

angin kencang, gelombang tinggi, dll) dan dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang,” pungkasnya. 

MANGUPURA – Hasil analisis dinamika atmosfer laut menunjukkan bahwa La Nina masih berlangsung paling tidak hingga Mei 2021 dengan kecenderungan menuju netral.

Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang dapat berkontribusi pada peningkatan awan hujan.

Bahkan untuk Pulau Bali masih diprediksi terjadi hujan lebat dan angin kencang. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan,

BMKG sebagai Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta mendeteksi adanya adanya dua bibit siklon tropis.

Yaitu bibit siklon tropis 90S di Samudra Hindia Barat Daya Sumatera dan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.

Intensitas kedua bibit siklon tropis tersebut cenderung menguat dalam 24 jam ke depan dengan pergerakan menjauhi wilayah Indonesia.

Secara tidak langsung keberadaan bibit siklon tersebut dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatkan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.

“Selain itu dapat mendorong peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada peningkatan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia,” jelas Guswanto.

Berdasar kondisi tersebut, BMKG memprakirakan terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat-sangat lebat, angin kencang dan gelombang tinggi dalam periode sepekan ke depan di sebagian wilayah Indonesia.  

Dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat diprediksi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Kemudian potensi angin kencang diprediksi terjadi di Lampung, Banten,  Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (hujan lebat-sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir,

angin kencang, gelombang tinggi, dll) dan dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/