NEGARA – Ratusan warga yang menolak pembangunan pabrik limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Desa Pengambengan, Negara, turun ke jalan Jumat kemarin (18/6).
Demo penolakan warga tersebut bersamaan dengan kunjungan Bupati Jembrana I Nengah Tamba meninjau ke lokasi pembangunan pabrik limbah.
Karena perusahaan melakukan pembangunan, Bupati Tamba meminta untuk menghentikan pembangunan agar tidak menimbulkan konflik di masyarakat.
Ratusan warga Desa Pengambengan sengaja “menyambut” kedatangan bupati ke lokasi pembangunan pabrik limbah B3 untuk menyampaikan aspirasi penolakan pembangunan pabrik.
Saat bupati meninjau ke dalam areal pembangunan pabrik, ratusan warga menyampaikan aspirasi penolakan pabrik limbah B3 dihentikan atau di pindah ke desa lain.
Aksi demo hanya berlangsung kurang dari lima belas menit, karena bupati meminta warga untuk membubarkan diri agar tidak menimbulkan kerumunan.
Warga Desa Pengambengan pada prinsipnya tidak menolak adanya pembangunan pabrik B3 di Jembrana.
Namun, warga menentang jika pabrik B3 dibangun di Desa Pengambengan. Sehingga menuntut agar pembangunan pabrik B3 ditinjau ulang atau dicabut izin yang dikeluarkan.
“Kami sudah menolak dari tahun 2017 pembangunan pabrik. Jadi, kami mohon pada bupati agar dikaji ulang. Kami tidak melarang membangun,
tapi minta kaji ulang tempatnya. Karena padat pemukiman. Tidak memungkinkan dibangun pabrik B3,” ujar Agus, salah satu perwakilan warga yang menemui bupati.
Ustaz Sariaman menambahkan, pada prinsipnya warga meminta agar mengalihkan lokasi pabrik B3 dari Desa Pengambengan.
Karena kalau pembangunan tetap dilanjutkan, maka akan berpotensi konflik di masyarakat. “Kalau tidak bisa dicabut izinnya,
alihkan saja dari Desa Pengambengan karena banyak pemukiman. Kalau masih tetap dilanjutkan, kami juga akan terus berjuang melakukan penolakan,” ungkapnya.