RadarBali.com – Hujan lebat disertai angin kencang rupanya tidak berdampak bagi nelayan di pantai Gimicik, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati.
Nelayan masih bisa menangkap ikan lemuru dan tongkol di pantai. Dalam sehari, nelayan memperoleh tangkapan paling minim 5 kilogram (kg) dan terbanyak 50 kg.
Salah satu nelayan dari kelompok Merta Sandi, Wayan Nonjo, mengaku bersyukur masih bisa menangkap ikan pada musim hujan angin ini.
“Biasanya, kalau bulan begini tangkapan sulit. Tapi kami masih bisa melaut,” ujar Wayan Nonjo saat beristirahat usai melaut, kemarin.
Tidak saja masih bisa melaut, tangkapan pun masih bisa dilakukan tak jauh dari pantai. “Seperti itu masih bisa terlihat dari sini. Kami tidak jauh melautnya,” ujarnya sambil menunjuk teman nelayan yang masih tampak berada di tengah laut.
Bagi warga Banjar Gumicik Desa Ketewel itu, yang kini membuat nelayan kelimpungan adalah permainan harga dari tengkulak.
“Kalau kami datang dari melaut siang hari, hasil tangkapan bisa dibeli murah,” keluh Nonjo. Padahal, lanjut Nonjo, sampai di pasar, harga ikan tidak mengenal tangkapan pagi dan siang.
“Di pasar harganya tetap Rp 25 ribu per kilo untuk Lemuru. Ya, ada permainan harga di sini, kami seperti dipermainkan,” ujarnya.
Walau begitu, dia bersama teman nelayan lainnya tidak kehabisan akal. “Kalau seperti itu kami melaut lebih awal. Jam 04.00 kami ke laut, lalu pulangnya jam 10.00 paling siang. Supaya harga tidak dijadikan alasan,” ungkapnya.
Sebagai nelayan tradisional, tangkapan ikan tidak menentu. Paling minim tangkapan 5 kg dalam sekali melaut. “Paling banyak 50 kilo. Kalau nasib lagi bagus, bisa dapat sampai 100 kilo,” tukasnya.