28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:02 PM WIB

Angin Kencang dan Kabut Tebal, Penyeberangan Selat Bali Tutup

RadarBali.com – Penyeberangan lintas Jawa Bali, Minggu (3/12) sore, kembali tutup. Penyebabnya karena selat Bali gelap akibat hujan deras disertai angin kencang dan kabut tebal.

Pelabuhan makin gelap lantaran lampu penerangan di Gilimanuk ikut padam. Penutupan penyeberangan di Selat Bali itu didahului mendung tebal disertai petir.

Tidak lama kemudian hujan deras turun disertai angin sehingga menimbulkan kabut di Selat Bali. kabut tersebut membuat selat Bali menjadi gelap sehingga membuat jarak pandang nahkoda menjadi sangat terbatas.

Dengan kondisi jarak pandang yang sangat terbatas, nahkoda kesulitan mengarahkan kapal dan sangat beresiko.

Selain kapal bisa hanyut juga bisa terjadi tabrakan antar kapal. Tidak mau menanggung resiko, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP)

atau Syahbandar Ketapang dan Gilimanuk sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 18.20, sampai cuaca buruk berlalu.

Selain karena kabur tebal, penerangan di pelabuhan Gilimanuk juga padam.  Seperti penutupan sebelum-sebelumnya,

untuk memperkecil resiko semua nahkoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.

Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga. Selain kapal yang harus menunggu berlayar, pengguna jasa juga harus rela penyeberangan tertunda dan harus menunggu di pelabuhan.

“Syahbandar memutuskan menunda sementara penyeberangan karena hujan deras yang membuat jarak pandang terbatas,” ujar Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk, Heru Wahono.

Setelah setengah jam hujan mulai mereda dan selat Bali mulai terang. Jarak pandang juga mulai bagus sehingga UPP atau Syahbandar pukul 18.55 penyeberangan kembali dibuka.

Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran, begitu pula kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar.

“Belakangan ini penyeberangan memang sering buka tutup karena cuaca buruk. Namun penutupannya tidak berlangsung lama sehingga tidak terjadi penumpukan pengguna jasa,” paparnya. 

RadarBali.com – Penyeberangan lintas Jawa Bali, Minggu (3/12) sore, kembali tutup. Penyebabnya karena selat Bali gelap akibat hujan deras disertai angin kencang dan kabut tebal.

Pelabuhan makin gelap lantaran lampu penerangan di Gilimanuk ikut padam. Penutupan penyeberangan di Selat Bali itu didahului mendung tebal disertai petir.

Tidak lama kemudian hujan deras turun disertai angin sehingga menimbulkan kabut di Selat Bali. kabut tersebut membuat selat Bali menjadi gelap sehingga membuat jarak pandang nahkoda menjadi sangat terbatas.

Dengan kondisi jarak pandang yang sangat terbatas, nahkoda kesulitan mengarahkan kapal dan sangat beresiko.

Selain kapal bisa hanyut juga bisa terjadi tabrakan antar kapal. Tidak mau menanggung resiko, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP)

atau Syahbandar Ketapang dan Gilimanuk sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 18.20, sampai cuaca buruk berlalu.

Selain karena kabur tebal, penerangan di pelabuhan Gilimanuk juga padam.  Seperti penutupan sebelum-sebelumnya,

untuk memperkecil resiko semua nahkoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.

Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga. Selain kapal yang harus menunggu berlayar, pengguna jasa juga harus rela penyeberangan tertunda dan harus menunggu di pelabuhan.

“Syahbandar memutuskan menunda sementara penyeberangan karena hujan deras yang membuat jarak pandang terbatas,” ujar Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk, Heru Wahono.

Setelah setengah jam hujan mulai mereda dan selat Bali mulai terang. Jarak pandang juga mulai bagus sehingga UPP atau Syahbandar pukul 18.55 penyeberangan kembali dibuka.

Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran, begitu pula kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar.

“Belakangan ini penyeberangan memang sering buka tutup karena cuaca buruk. Namun penutupannya tidak berlangsung lama sehingga tidak terjadi penumpukan pengguna jasa,” paparnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/