TABANAN– Sejumlah nelayan tradisional di pesisir Kabupaten Tabanan kian resah. Mereka resah bukan karena kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Melainkan dibuat tidak nyaman karena kerap kali hilangnya BBM cadangan pada jukung yang berada di pantai. Dugaan hilangnya bahan bakar minyak tersebut karena dicuri orang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, setidaknya sudah ada tiga kelompok nelayan mengalami kondisi tersebut. Seperti terjadi di Kelompok Nelayan Mina Segara di Pantai Soka, Desa Antap, Kelompok Nelayan Suan Galuh, Kelompok Nelayanan Windu Segara dan Kelompok Nelayan Balian Segara, KUB Sari Soka Segara.
Sementara itu, dari keterangan salah satu nelayan Pantai Kelating yang juga Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, I Ketut Arsana Yasa menyebutkan, kejadian ini sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Pihaknya di DPC HNSI Tabanan secara informal sudah meneruskan keresahan ini ke pihak Kepolisian.
“Tadi saya sudah minta salah satu perbekel, yakni Perbekel Antap untuk membuat laporan ke Polisi saja,” sebut Pria yang akrab disapa Sadam, Jumat (28/1).
Sadam mengatakan, dari informasi nelayan di beberapa kelompok, kejadian hilangnya bahan bakar tersebut dialami Kelompok Nelayan Mina Segara di Pantai Soka, Desa Antap.
Kemudian pada Kelompok Nelayan Suan Galuh dan Windu Segara di desa yang sama dan Kelompok Nelayan Balian Segara, KUB Sari Soka Segara. Ini belum termasuk nelayan perorangan di luar kelompok.
Menurutnya, kerugian akibat dugaan pencurian bahan bakar mesin jukung tersebut bisa antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu.
“Satu tangki rata Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Tergantung kebutuhannya. Kalau cuma melaut sepanjang tiga mil kurang lebih perlu 15 liter campuran Pertalite dan oli. Kalau jauh, kebutuhan bahan bakarnya bisa 20 sampai 24 liter. Biasanya perlu dipakai untuk cadangan kalau habis di tengah laut,” jelasnya.
Menurutnya, aksi pencurian ini cukup meresahkan. Karena biasanya, nelayan akan mengisi tangki pada sore hari. Sehingga keesokan paginya mereka tinggal melaut saja. “Yang bahaya itu kan kalau sama tankinya juga hilang dicuri. Begitu di tengah laut, kehabisan bahan bakar. Itu paling berisiko,” ujarnya.
Semula pihaknya di antara kelompok nelayan mencoba untuk melakukan pengawasan secara mandiri. Namun, begitu satu titik di awasi, justru kehilangan bahan bakar terjadi di titik lain.
“Satu titik diawasi, justru kehilangan terjadi di titik lain. Karena ini sudah sering terjadi, kami berharap cepat terungkap,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia membenarkan laporan pencurian bahan bakar minyak nelayan. “Polisi masih melakukan penyelidikan kasus pencurian ini,” tandasnya.