DENPASAR – Sebanyak tiga narapidana penghuni lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Denpasar mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi nasi pecel.
Akibatnya ketiga penghuni lapas Kerobokan mengalami mual, muntah-muntah disertai kepala pusing. Ketiganya yakni Desak Putu Indrayani, 38, Halven Van Bili, 25 dan Luh Hani Nope, 35.
Ketiganya diduga memakan nasi pecel dalam keadaan basi. Ketika dievakuasi dari mobil ambulans Lapas Kerobokan menuju IGD RS Sanglah ketiganya tampak dalam kondisi lemah.
Pengakuan Desak Putu Indrayani, 38, insiden bermula saat dia dan kedua temannya menerima kiriman nasi pecel dari salah satu keluarga narapidana yakni Luh Hani rekannya sesama narapidana.
Luh Hani meminta pada keluarganya untuk dibelikan nasi pecel. Pihak keluarga pun menyanggupi dan mengirimkan nasi pecel yang dipesan melalui layanan ojek online.
Singkat cerita nasi pecel yang dipesan pun datang sekitar pukul 13.00. Dia dan temannya memakan nasi pecel tersebut.
“Ya saat itu kami makan bareng, sudah biasa kami bertiga makan bareng. Begitu setiap makanan yang diberikan oleh keluarga,” kata Indrayani.
Dituturkan Indrayani, dia sempat merasa ada yang aneh dengan rasa nasi pecel yang mereka makan bertiga. Namun Luh Hani ucap, jika rasa nasinya aneh dan tidak enak itu berasal dari kacangnya.
“Saya terus merasa aneh dengan makanan nasi pecel. Tetapi Halven rekan narapidana kembali katakan mungkin saja kacangnya yang gosong. Jadi, kami bertiga tetap memamakan nasi pecel,” ucap Indrayani.
Tiga jam setelah mengonsumsi nasi pecel baru terasa gejala aneh. Terasa mual, pusing dan mengalami gejala muntah-muntah.
Dan, dirasakan dia dan rekan kedua narapidana lainnya. Kemudian Indrayani dan rekan narapidana lainnya langsung melaporkan kepada petugas lapas.
Karena terus mengalami mual dan muntah-muntah. Barulah sekitar pukul 18.00 dilarikan ke RS Sanglah.
“Sempat juga kami mendapat perawatan di lapas. Namun kondisi kami bertiga sangat lemah dan dibawa ke RS Sanglah.
Makannya datang ke lapas pukul 13.00. Tetapi baru terasa mual, muntah, pusing dan sakit perut sekitar pukul 16.00 sore. Rasanya sudah tidak enak semua,” terangnya.
“Bisa saja nasi atau sambelnya yang basi. Baru kali ini kami bertiga keracunan makanan. Biasa mendapat kiriman makanan berupa jajan dan nasi dari keluarga. Tak pernah tak pernah rasa makanan aneh seperti kali ini,” tambahnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, sekitar 7 jam lebih ketiga narapidana mendapat perawatan medis di IGD RS Sanglah.
Baru sekitar pukul 21.00 napidana diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.