32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:49 PM WIB

Hujan Angin dan Kabut Tebal, Penyeberangan Selat Bali Tutup

NEGARA – Hujan deras dan angin kencang pada Minggu (17/12) sore kembali mengganggu penyeberangan di selat Bali.

Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau syahbnadar harus menutup penyeberangan karena cuaca buruk tersebut.

Penutupan penyeberangan di selat Bali itu didahului oleh mendung tebal disertai angin kencang. Tidak lama kemudian hujan deras turun disertai angin sehingga menimbulkan kabut di selat Bali.

Kabut tersebut membuat selat Bali menjadi gelap sehingga membuat jarak pandang nahkoda menjadi sangat terbatas.

Dengan kondisi jarak pandang yang sangat terbatas, nahkoda kesulitan mengarahkan kapal dan sangat beresiko. Selain kapal bisa hanyut juga bisa terjadi tabrakan antar kapal.

Tidak mau menanggung resiko, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Ketapang dan Gilimanuk sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 15.15, sampai cuaca buruk berlalu.

Seperti penutupan sebelumnya, untuk memperkecil resiko semua nahkoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.

Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga. Saat penutupan dilakukan pengguna jasa penyeberangan terutama kendaraan tidak banyak sehingga tidak terjadi antrean.

“Syahbandar memutuskan menunda sementara penyeberangan karena hujan deras yang membuat jarak pandang terbatas,” ujar Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk, Heru Wahono.

Beruntung hujan deras dan angin kencang itu hanya sebentar. Sekitar limabelas menit kemudian cuaca membaik dan pukul 15.40 penyeberangan kembali dibuka.

Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran. Begitu pula kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar.

“Penutupan hanya sebentar sehingga tidak mengganggu kelancaran penyeberangan,” pungkasnya.

NEGARA – Hujan deras dan angin kencang pada Minggu (17/12) sore kembali mengganggu penyeberangan di selat Bali.

Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau syahbnadar harus menutup penyeberangan karena cuaca buruk tersebut.

Penutupan penyeberangan di selat Bali itu didahului oleh mendung tebal disertai angin kencang. Tidak lama kemudian hujan deras turun disertai angin sehingga menimbulkan kabut di selat Bali.

Kabut tersebut membuat selat Bali menjadi gelap sehingga membuat jarak pandang nahkoda menjadi sangat terbatas.

Dengan kondisi jarak pandang yang sangat terbatas, nahkoda kesulitan mengarahkan kapal dan sangat beresiko. Selain kapal bisa hanyut juga bisa terjadi tabrakan antar kapal.

Tidak mau menanggung resiko, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Ketapang dan Gilimanuk sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 15.15, sampai cuaca buruk berlalu.

Seperti penutupan sebelumnya, untuk memperkecil resiko semua nahkoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.

Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga. Saat penutupan dilakukan pengguna jasa penyeberangan terutama kendaraan tidak banyak sehingga tidak terjadi antrean.

“Syahbandar memutuskan menunda sementara penyeberangan karena hujan deras yang membuat jarak pandang terbatas,” ujar Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk, Heru Wahono.

Beruntung hujan deras dan angin kencang itu hanya sebentar. Sekitar limabelas menit kemudian cuaca membaik dan pukul 15.40 penyeberangan kembali dibuka.

Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran. Begitu pula kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar.

“Penutupan hanya sebentar sehingga tidak mengganggu kelancaran penyeberangan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/