33.9 C
Jakarta
18 Oktober 2024, 15:43 PM WIB

Curah Hujan Tinggi, Bencana Longsor Intai Badung

MANGUPURA – Curah hujan tinggi membuat sejumlah bencana terjadi di Kabupaten Badung. Mulai pohon tumbang, banjir hingga longsor.

Bahkan, terakhir ada tiga bencana tanah longsor yang merobohkan pelinggih. Pertama, akibat curah hujan yang tinggi membuat aliran sungai yang deras

hingga menggerus senderan berikut tembok rumah warga Banjar Uma Alas, Jalan Uma Alas 1, Desa Kerobokan Kelod, Kuta Utara.

Akibatnya, satu bangunan palinggih milik Ketut Redeg, 75, amblas ke sungai. Tercatat panjang tanah milik Redeg yang tergerus sepanjang 25 meter, tinggi 5 meter, dan lebar 7 meter.

Akibat kejadian itu, diperkirakan pemilik menderita kerugian mencapai Rp 200 juta. Begitu juga pada Minggu (24/12) tembok panyengker roboh menimpa palinggih di Banjar Pemaron, Desa Munggu , Mengwi.

Robohnya tembok panyengker setinggi dua meter dengan panjang 14 meter tersebut membuat sebuah palinggih Taksu rusak.

Diperkirakan kerugian akibat kejadian itu mencapai Rp 30 juta. Pada hari yang sama sebatang pohon durian tumbang di Jalan Ciung Wanara, Banjar Brahmana, Desa Sangeh, Abiansemal dan lagi-lagi menyebabkan palinggih rusak.

Pohon setinggi tujuh meter dengan lingkar batang sekitar 50 cm tersebut menimpa pura milik warga, Ida Bagus Kerta. Persimpangan Dalem Ped dan tembok penyengker rusak.

Ditaksir  kerugian sekitar Rp 10 juta. Selasa kemarin juga kembali terjadi longsor di Sibang Kaja yang menutup badan jalan. Tidak hanya itu, ada satu rumah di Jimbaran sudah delapan hari tergenang air dan belum surut-surut.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, dr. Ni Nyoman Ermy Setiari mengatakan, bahwa   pihaknya telah melakukan atensi dengan cepat.

Dalam penanganan juga langsung mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC). Pihaknya tetap mengimbau agar waspada terhadap cuaca ekstrem saat ini.

“Kami mengimbau warga agar tetap waspada dan berhati-hati mengingat intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang, ” pungkasnya

MANGUPURA – Curah hujan tinggi membuat sejumlah bencana terjadi di Kabupaten Badung. Mulai pohon tumbang, banjir hingga longsor.

Bahkan, terakhir ada tiga bencana tanah longsor yang merobohkan pelinggih. Pertama, akibat curah hujan yang tinggi membuat aliran sungai yang deras

hingga menggerus senderan berikut tembok rumah warga Banjar Uma Alas, Jalan Uma Alas 1, Desa Kerobokan Kelod, Kuta Utara.

Akibatnya, satu bangunan palinggih milik Ketut Redeg, 75, amblas ke sungai. Tercatat panjang tanah milik Redeg yang tergerus sepanjang 25 meter, tinggi 5 meter, dan lebar 7 meter.

Akibat kejadian itu, diperkirakan pemilik menderita kerugian mencapai Rp 200 juta. Begitu juga pada Minggu (24/12) tembok panyengker roboh menimpa palinggih di Banjar Pemaron, Desa Munggu , Mengwi.

Robohnya tembok panyengker setinggi dua meter dengan panjang 14 meter tersebut membuat sebuah palinggih Taksu rusak.

Diperkirakan kerugian akibat kejadian itu mencapai Rp 30 juta. Pada hari yang sama sebatang pohon durian tumbang di Jalan Ciung Wanara, Banjar Brahmana, Desa Sangeh, Abiansemal dan lagi-lagi menyebabkan palinggih rusak.

Pohon setinggi tujuh meter dengan lingkar batang sekitar 50 cm tersebut menimpa pura milik warga, Ida Bagus Kerta. Persimpangan Dalem Ped dan tembok penyengker rusak.

Ditaksir  kerugian sekitar Rp 10 juta. Selasa kemarin juga kembali terjadi longsor di Sibang Kaja yang menutup badan jalan. Tidak hanya itu, ada satu rumah di Jimbaran sudah delapan hari tergenang air dan belum surut-surut.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, dr. Ni Nyoman Ermy Setiari mengatakan, bahwa   pihaknya telah melakukan atensi dengan cepat.

Dalam penanganan juga langsung mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC). Pihaknya tetap mengimbau agar waspada terhadap cuaca ekstrem saat ini.

“Kami mengimbau warga agar tetap waspada dan berhati-hati mengingat intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang, ” pungkasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/