SINGARAJA– Kasus rabies yang merebak di Buleleng, menjadi catatan khusus bagi DPRD Buleleng. Wakil rakyat mendesak agar pemerintah melakukan upaya vaksinasi yang lebih masif bagi hewan penyebar rabies (HPR). Baik itu anjing, kucing, maupun monyet.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa mengatakan, kenaikan kasus rabies yang terjadi pada tahun ini sangat memprihatinkan. Apalagi kasus rabies telah menelan korban jiwa. Catatan di RSUD Buleleng, ada lima orang yang meninggal dunia akibat rabies sepanjang tahun 2022.
“Kami jelas prihatin dengan kejadian ini. Kami harap ada upaya yang lebih intens dan lebih masif untuk pencegahan. Utamanya vaksinasi terhadap hewan yang berpotensi menyebarkan rabies,” kata Mangku.
Menurutnya pencegahan rabies berada di hulu. Yakni pada hewan. Langkah itu menjadi kewenangan Dinas Pertanian Buleleng, khususnya Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Ia pun mendesak agar bidang tersebut melakukan upaya yang lebih maksimal lagi dalam hal pencegahan.
“Vaksin pada anjing warga itu harus lebih optimal. Buka pos layanan vaksin di bale banjar. Kalau perlu lakukan di seluruh Buleleng. Kami yakin upaya itu bisa menekan lebih maksimal,” ujarnya.
Selain itu pemerintah diminta lebih tegas. Terutama soal aturan tata laksana pemeliharaan hewan penyebar rabies. Pemilik hewan wajib mengandangkan atau setidaknya mengikat hewan peliharaan mereka. Sehingga tidak terjadi kontak dengan hewan liar. “Ini akan jadi catatan kami saat rapat dengar pendapat dengan Dinas Pertanian minggu depan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan kembali layanan vaksinasi rabies bagi hewan. Layanan vaksin dibuka di seluruh balai penyuluh pertanian (BPP) tingkat kecamatan, serta di Dinas Pertanian Buleleng. Ia berharap masyarakat dapat datang secara aktif ke BPP terdekat.
“Kami juga sudah siapkan skema tata laksana soal teknis pemeliharaan hewan. Salah satu poinnya agar mengandangkan atau mengikat hewan yang dipelihara. Saat ini sedang kami finalisasi. Mudah-mudahan minggu depan sudah rampung. Nanti akan kami edarkan ke seluruh wilayah di Buleleng, supaya bisa dijadikan pedoman,” demikian Sumiarta. (eps)