25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:57 AM WIB

Ironi Cabang Olahraga Menembak di Buleleng

Berprestasi, tapi Tidak Dapat Fasilitas Latihan

SINGARAJA– Nasib cabang olahraga menembak di Buleleng sungguh memprihatinkan. Mereka memiliki prestasi, namun tidak mendapat fasilitas latihan yang layak. Saat ini mereka masih harus meminjam sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pengembangan prestasi atlet.

Induk cabang olahraga menembak di Bali Utara, Perbakin Buleleng, kini diketahui memanfaatkan eks gedung SMA Baktiyasa di Kelurahan Banjar Tegal untuk latihan menembak senapan angin. Sementara untuk latihan menembak senjata api, menggunakan lapangan tembak Matrix Shooting Range di Kelurahan Banyuning.

Sebenarnya dulu Perbakin Buleleng memiliki fasilitas latihan yang bernama Lapangan Tembak Wirayudha di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan. Namun fasilitas itu telah digusur pada 2016 silam dan kini bergenti menjadi RSUD Giri Emas.

Ketua Harian Perbakin Buleleng, Ketut Wiratjana mengungkapkan, lapangan tembak untuk latihan sebenarnya masalah klasik yang terjadi tiap tahun. Para atlet selama bertahun-tahun harus pindah-pindah tempat latihan. Baru beberapa bulan terakhir mereka memanfaatkan fasilitas di eks SMA Baktiyasa.

Ia mengklaim Perbakin Buleleng adalah cabang olahraga yang berprestasi. Pada Porprov 2017 lalu, mereka hanya mampu meraih 2 medali emas karena tempat latihan yang terbatas. Sedangkan pada Porprov 2019, prestasi mereka melejit menjadi 5 medali emas.

“Kami harap pemerintah daerah bisa memfasilitasi lapangan tembak yang sesuai standar. Sehingga latihan tidak terpencar-pencar. Jadi pembinaan bisa lebih efektif dan efisien,” kata Wiratjana saat ditemui di sela-sela Kejuaraan Menembak di Matrix Shooting Range, Sabtu (25/6).

Sebenarnya Perbakin hendak diberikan pinjam pakai lahan seluas 15 are. Lahan itu tercatat sebagai aset Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng. Namun hal itu urung terlaksana, karena lahan hendak digunakan kembali oleh Disdikpora.

“Sebenarnya kalau lihat Undang-Undang Keolahragaan, fasilitas yang sudah diperuntukkan bagi olahraga, tidak bisa dialihkan untuk kegiatan lain. Tapi karena waktu itu digunakan untuk rumah sakit, untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas, kami legowo. Sekarang kami menunggu, kapan pemerintah daerah akan memberi fasilitas latihan bagi atlet menembak. Mudah-mudahan bisa cepat direalisasikan,” demikian Wiratjana. (eps)

SINGARAJA– Nasib cabang olahraga menembak di Buleleng sungguh memprihatinkan. Mereka memiliki prestasi, namun tidak mendapat fasilitas latihan yang layak. Saat ini mereka masih harus meminjam sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pengembangan prestasi atlet.

Induk cabang olahraga menembak di Bali Utara, Perbakin Buleleng, kini diketahui memanfaatkan eks gedung SMA Baktiyasa di Kelurahan Banjar Tegal untuk latihan menembak senapan angin. Sementara untuk latihan menembak senjata api, menggunakan lapangan tembak Matrix Shooting Range di Kelurahan Banyuning.

Sebenarnya dulu Perbakin Buleleng memiliki fasilitas latihan yang bernama Lapangan Tembak Wirayudha di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan. Namun fasilitas itu telah digusur pada 2016 silam dan kini bergenti menjadi RSUD Giri Emas.

Ketua Harian Perbakin Buleleng, Ketut Wiratjana mengungkapkan, lapangan tembak untuk latihan sebenarnya masalah klasik yang terjadi tiap tahun. Para atlet selama bertahun-tahun harus pindah-pindah tempat latihan. Baru beberapa bulan terakhir mereka memanfaatkan fasilitas di eks SMA Baktiyasa.

Ia mengklaim Perbakin Buleleng adalah cabang olahraga yang berprestasi. Pada Porprov 2017 lalu, mereka hanya mampu meraih 2 medali emas karena tempat latihan yang terbatas. Sedangkan pada Porprov 2019, prestasi mereka melejit menjadi 5 medali emas.

“Kami harap pemerintah daerah bisa memfasilitasi lapangan tembak yang sesuai standar. Sehingga latihan tidak terpencar-pencar. Jadi pembinaan bisa lebih efektif dan efisien,” kata Wiratjana saat ditemui di sela-sela Kejuaraan Menembak di Matrix Shooting Range, Sabtu (25/6).

Sebenarnya Perbakin hendak diberikan pinjam pakai lahan seluas 15 are. Lahan itu tercatat sebagai aset Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng. Namun hal itu urung terlaksana, karena lahan hendak digunakan kembali oleh Disdikpora.

“Sebenarnya kalau lihat Undang-Undang Keolahragaan, fasilitas yang sudah diperuntukkan bagi olahraga, tidak bisa dialihkan untuk kegiatan lain. Tapi karena waktu itu digunakan untuk rumah sakit, untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas, kami legowo. Sekarang kami menunggu, kapan pemerintah daerah akan memberi fasilitas latihan bagi atlet menembak. Mudah-mudahan bisa cepat direalisasikan,” demikian Wiratjana. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/