NEGARA, Radar Bali – Penataan Alam untuk Sumber Kehidupan dan Kebahagian menjadi tema peringatan hari ulang tahun (HUT) Kota Negara ke-127.
Tema ini mengingatkan dan mengajak kita kembali pada ajaran luhur para pendiri bangsa, untuk senantiasa menjaga keharmonisan alam sebagai sumber kehidupan dan kebahagiaan anak cucu pada republik yang kita cintai ini.
Demikian halnya dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana, senantiasa bekerja tulus ikhlas, berpijak pada filosofi Tri Hita Karana dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat.
Hal ini dimaksudkan, dalam setiap pembangunan guna mewujudkan kebahagiaan dan kualitas hidup masyarakat Jembrana yang kita cintai, senantiasa tetap menjaga keselarasan dan keharmonisan alam semesta.
Kabupaten Jembrana memiliki potensi besar untuk lebih maju, jika digarap dengan baik. Karena, secara geografis, memiliki potensi kekayaan alam melimpah. Mulai pertanian, perikanan, dan pariwisata. Belum lagi, potensi kekayaan seni dan budaya.
Dengan bakal adanya jalan tol dan pembangunan sarana pendukung lainnya, maka optimistis, Jembrana akan maju. Sehingga, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menargetkan, Jembrana Emas 2026.
Untuk menyongsongnya, harus disiapkan dari sekarang. Mulai sumberdaya manusia dan potensi pendukung lainnya.
Dalam berbagai kesempatan, Bupati Jembrana menyampaikan, Jembrana di Bali berada di ujung barat Pulau Bali, jauh dari ramainya Ibukota Provinsi Bali, Denpasar, dan destinasi yang sudah mendunia, seperti; Kuta, di Kabupaten Badung.
“Karena berada di ujung barat Bali, selama ini (Jembrana, Red) terkesan termarginalkan dengan ramainya wisatawan asing. Berbeda dengan Badung, Denpasar, dan Gianyar, tourism-nya menggeliat, dan maju,’’ ujarnya, Selasa (15/8/2022).
Sedangkan, Kabupaten Jembrana, meskipun berada di Bali yang notabene destinasi utama dunia, minim dari kunjungan wisatawan.
Karena itu, sejak dilantik pada 26 Februari 2021, Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, langsung menyatakan, Jembrana terbuka untuk investasi.
“Karpet merah untuk investasi ini, investasi apa saja. Tentunya, investasi yang bisa memajukan Jembrana dengan potensi yang ada, tanpa menggerus kearifan lokal Jembrana,’’ ungkapnya.
Karpet merah untuk investor ini, tentunya harus didukung infrastruktur memadai. Salah satunya, jalan tol Gilimanuk-Mengwi yang mau masuk proses peletakan batu pertama pada September mendatang.
Dengan adanya jalan tol ini, bisa mempercepat akses dari Denpasar menuju Jembrana. Mengingat banyak wisatawan, terutama asing, masuk melalui bandar udara (bandara) di Badung.
’’Tanpa jalan tol, dari Denpasar menuju Jembrana bisa empat jam perjalanan. Dengan adanya jalan tol, bisa kurang menjadi satu jam saja,’’ ungkapnya.
Hadirnya jalan tol ini, peluang bagi Jembrana untuk maju. Karena secara potensi, Jembrana juga memiliki potensi kekayaan yang berbeda dengan daerah lain di Bali. Karena itu, Jembrana harus berbeda dengan daerah lain di Bali. Sehingga, bisa menjadi salah satu jujukan wisatawan.
Misalnya, dari sisi budaya dan tradisi, jika Badung memiliki Tari Kecak, Jembrana memiliki makepung dan jegog, yang tidak ada di daerah lain di Bali.
Secara geografis, Jembrana memiliki potensi yang tak dimiliki daerah lain di Bali. Bupati menyebut, memiliki konsep Tri Mandala. Yakni, garis pantai, darat, dan gunung memiliki panjang yang sama.
Sebagai bupati yang baru menjabat sekitar 1 tahun 6 bulan, sudah banyak melakukan terobosan agar nantinya Jembrana harus sama posisinya dengan kabupaten lain di Bali yang sudah maju. ’’Selama ini, Jembrana belum tereksplor dengan optimal,’’ ungkapnya.
Kembali mengenai jalan tol, bila sudah jadi, Bupati Jembrana memiliki Visi Jembrana Emas 2026.
Mengapa Jembrana Emas 2026? Menurut Bupati, bersamaan dengan pembangunan jalan tol, di Jembrana akan dibangun destinasi wisata dunia. Salah satunya, pembangunan Paramount Theme Park Bali, di Kecamatan Pekutatan.
Pembangunan destinasi wisata tersebut, menggunakan tanah seluas 600 hektare milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Destinasi ini, disebut Kerti Bali Semesta Park.
Memiliki fasilitas lengkap; Paramount City, international sport center, lapangan golf, culture park, dan hotel bintang lima.
Destinasi wisata itu, tentunya memerlukan tenaga kerja banyak, hampir 20 ribu orang. Selain itu, kalau sudah dibangun, maka sebanyak apa pun wisatawan yang datang ke Bali yang turun di Bandara Intenasional I Gusti Ngurah Rai, maka mereka juga akan ke Jembrana.
Kabupaten Jembrana juga sebagai pintu masuk Bali melalui jalur darat, secara geografis, terdekat dengan Pulau Jawa.
Sehingga, tidak hanya wisatawan yang menggunakan moda transportasi udara, tetapi juga wisatawan yang menggunakan transportasi darat, berpotensi mengunjungi Jembrana.
Apabila sudah banyak wisatawan datang ke Jembrana, maka tidak hanya mendapat lapangan pekerjaan, tetapi juga bisa bergerak di industri pariwisata. Terutama, akomodasi wisata yang dibutuhkan.
Karena Jembrana juga memiliki potensi kekayaan pertanian dan laut, maka hasil dari pertanian dan kelautan ini, bisa menjadi penyedia utama bagi industri pariwisata. ’’Potensi lokal harus dimaksimalkan.
Semua disediakan di Jembrana, hasil pertanian, perkebunan, hasil lautnya, dan tenaga kerjanya. Kalau kurang, baru dari kabupaten lain. Inilah Jembrana Emas yang kami harapkan,’’ ungkapnya. (bas/djo)