27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 0:43 AM WIB

Nelayan di Jembrana Keluhkan Pembatasan Pembelian Solar

NEGARA– Pembatasan pembelian solar bersubsidi hanya 50 liter setiap hari, dikeluhkan nelayan. Sebab kebutuhan nelayan setiap harinya, lebih dari 50 liter untuk melaut. Pembatasan pembelian solar tersebut membatasi nelayan mencari ikan.

Informasi yang dihimpun, pembatasan pembelian solar bersubsidi ini Sudja terjadi sejak  beberapa hari terakhir. Nelayan mengaku setiap harinya dibatasi hanya 50, liter, sedangkan kebutuhan bisa lebih 70 liter untuk perahu fiber. “Kurangnya beli yang nonsubsidi,” kata Nengah Suwenia.

Menurutnya, nelayan saat ke laut bukan langsung menjaring atau memancing, tetapi masih mencari -cari. Jika tidak ada ikan di spot tertentu, bisa pindah ke spot lain yang jaraknya bisa lebih jauh. Sehingga membutuhkan konsumsi solar lebih banyak.

Karena itu, setiap harinya membawa solar ke laut lebih dari 50 liter solar subsidi, meski harus membeli bahan bakar minyak non subsidi. “Kalau jaraknya dekat tidak butuh banyak solar. Tapi paling sering butuhnya lebih banyak solar,” ujarnya.

Selain keluhan pembatasan, nelayan juga protes pengurusan rekomendasi pembelian solar bersubsidi. Setiap mengurus rekomendasi, terkendala birokrasi yang dinilai terlalu lamban saat meminta tandatangan. “Pengurusan rekomendasi sebenarnya tidak sulit, cuma ketika mau minta tanda tangan kadisnya kadang tidak di kantor,” kata Hakim, salah satu nelayan.

Menurutnya, nelayan berharap rekomendasi pengurusannya bersamaan dan masa berlakunya juga bersamaan, sehingga ketika meminta tandatangan rekomendasi bisa lebih mudah. “Kami berinisiatif matinya (rekomendasi) biar bareng. Ngidupinnya biar bareng. Supaya nanti pak kadisnya dan bu kabidnya ada waktu menandatangani rekomendasi,” terangnya.

Kapala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Ketut Wardana Naya, belum bisa dikonfirmasi mengenai keluhan nelayan tersebut. (bas)

NEGARA– Pembatasan pembelian solar bersubsidi hanya 50 liter setiap hari, dikeluhkan nelayan. Sebab kebutuhan nelayan setiap harinya, lebih dari 50 liter untuk melaut. Pembatasan pembelian solar tersebut membatasi nelayan mencari ikan.

Informasi yang dihimpun, pembatasan pembelian solar bersubsidi ini Sudja terjadi sejak  beberapa hari terakhir. Nelayan mengaku setiap harinya dibatasi hanya 50, liter, sedangkan kebutuhan bisa lebih 70 liter untuk perahu fiber. “Kurangnya beli yang nonsubsidi,” kata Nengah Suwenia.

Menurutnya, nelayan saat ke laut bukan langsung menjaring atau memancing, tetapi masih mencari -cari. Jika tidak ada ikan di spot tertentu, bisa pindah ke spot lain yang jaraknya bisa lebih jauh. Sehingga membutuhkan konsumsi solar lebih banyak.

Karena itu, setiap harinya membawa solar ke laut lebih dari 50 liter solar subsidi, meski harus membeli bahan bakar minyak non subsidi. “Kalau jaraknya dekat tidak butuh banyak solar. Tapi paling sering butuhnya lebih banyak solar,” ujarnya.

Selain keluhan pembatasan, nelayan juga protes pengurusan rekomendasi pembelian solar bersubsidi. Setiap mengurus rekomendasi, terkendala birokrasi yang dinilai terlalu lamban saat meminta tandatangan. “Pengurusan rekomendasi sebenarnya tidak sulit, cuma ketika mau minta tanda tangan kadisnya kadang tidak di kantor,” kata Hakim, salah satu nelayan.

Menurutnya, nelayan berharap rekomendasi pengurusannya bersamaan dan masa berlakunya juga bersamaan, sehingga ketika meminta tandatangan rekomendasi bisa lebih mudah. “Kami berinisiatif matinya (rekomendasi) biar bareng. Ngidupinnya biar bareng. Supaya nanti pak kadisnya dan bu kabidnya ada waktu menandatangani rekomendasi,” terangnya.

Kapala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Ketut Wardana Naya, belum bisa dikonfirmasi mengenai keluhan nelayan tersebut. (bas)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/