33.4 C
Jakarta
18 Oktober 2024, 13:58 PM WIB

Internal Nasdem Goyang, Giliran Tokoh Puri Anom Tabanan Keluar dari Partai Nasdem Bali

TABANAN – Setelah Ni Luh Djelantik yang kecewa dengan deklarasi Anies Baswedan sebagai capres, internal Partai Nasdem kembali goyang. Kini giliran kader Partai Nasdem yang juga tokoh Puri Tabanan Anak Agung Ngurah Panji Astika memilih hengkang.

Keputusan keluar dari Partai Nasdem diumumkan secara resmi oleh pria yang mencalonkan diri sebagai Bupati Tabanan pada pilkada Tabanan 2019 lalu di akun resmi facebook milik Panji Tabanan.

Dalam unggahannya ia menyebut beberapa bulan yang lalu setelah melalui pertimbangan yang matang, ia memutuskan untuk belajar berpartai politik dengan menjadi anggota Partai Nasdem.

“ Pertimbangan saya adalah, partai Nasdem adalah sebuah partai berideologi nasionalis, demokratis dan mengedepankan rasionalitas serta idealisme berbangsa dan bernegara dengan mengusung semangat restorasi, yang dalam pengertian saya adalah untuk menuju Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur berdasarkan atas asas Pancasila, Bhineka Tunggal Ika demi menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tulis Anak Agung Ngurah Panji Astika.

Namun, lanjutnya, politik tanpa Idealisme adalah sebuah dosa sosial menurut Gandhi. “ Melihat perkembangan terakhir, saya merasa idealisme saya tidak lagi sejalan dengan kebijakan partai secara umum. Akhirnya saya dengan sukarela menyatakan surat pengunduran diri saya dari partai yang sesungguhnya mempunyai infrastruktur yang serius dan profesional,” tulisnya.

Dia menegaskan bahwa tidak ada hal-hal personal yang melatar belakangi pengunduran dirinya, murni karena hanya idealisme semata.

“ Saya justru sangat lega karena mulai hari ini langkah saya justru semakin ringan, karena kegiatan-kegiatan apapun yang akan saya lakukan tidak lagi ada tendensi kepentingan untuk  politik praktis. Mungkin saya hanyalah mahluk budaya yang tidak punya hati untuk berpolitik ala masa kini. Salam perubahan untuk diri saya sendiri Kader Partai Nasdem,” tulis Anak Agung Ngurah Panji.

Terkait pengunduran dirinya sebagai Kader Partai Nasdem dibenarkan oleh pria yang akrab disapa Ngurah Panji saat dikonfimasi wartawan Rabu (5/10).

Ngurah Panji mengatakan, awal dirinya masuk Partai Nasdem karena melihat visi dan misi. Dimana Nasionalisme dan Demokratis, apalagi tagline kedua restorasi, menata ulang biar bisa menjadi jauh lebih baik, menjadi bagian dari gerakan itu.

Namun dalam perkembangan politik nasional Nasdem berbalik. “Kita ketahui Anies Baswedan saat ini figur politikus kemarin dengan track record politik identitas. Kemudian kita ketahui Nasdem salah satu yang menolak politik identitas tersebut. Mencalonkan Anies Baswedan itu sah-sah saja, tapi secara idealisme saya pribadi rasanya tidak sudah sesuai lagi dengan apa yang sudah saya bayangkan dari awal,” ungkapnya.

“Sehingga memutuskan untuk keluar atau mengundurkan diri secara baik-baik, saya sudah ijin dengan Ketua dan Sekretaris DPD Partai Nasdem Bali. Intinya ini hanya masalah idealisme saja,” sambung pria yang menjabat terakhir sebagai Wakil Ketua Bidang Eksekutif Nasdem Bali.

Meski telah keluar dari Nasdem dirinya belum ingin pindah partai lain. Kata dia, berpolitik itu menjalankan idealisme dan bagian mengabdi kepada negara. “Untuk saat ini berpolitik saya tidak harus mengabdi dengan partai politik, masih pengabdian yang lain yakni budaya dan agama,” pungkasnya. (uli)

TABANAN – Setelah Ni Luh Djelantik yang kecewa dengan deklarasi Anies Baswedan sebagai capres, internal Partai Nasdem kembali goyang. Kini giliran kader Partai Nasdem yang juga tokoh Puri Tabanan Anak Agung Ngurah Panji Astika memilih hengkang.

Keputusan keluar dari Partai Nasdem diumumkan secara resmi oleh pria yang mencalonkan diri sebagai Bupati Tabanan pada pilkada Tabanan 2019 lalu di akun resmi facebook milik Panji Tabanan.

Dalam unggahannya ia menyebut beberapa bulan yang lalu setelah melalui pertimbangan yang matang, ia memutuskan untuk belajar berpartai politik dengan menjadi anggota Partai Nasdem.

“ Pertimbangan saya adalah, partai Nasdem adalah sebuah partai berideologi nasionalis, demokratis dan mengedepankan rasionalitas serta idealisme berbangsa dan bernegara dengan mengusung semangat restorasi, yang dalam pengertian saya adalah untuk menuju Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur berdasarkan atas asas Pancasila, Bhineka Tunggal Ika demi menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tulis Anak Agung Ngurah Panji Astika.

Namun, lanjutnya, politik tanpa Idealisme adalah sebuah dosa sosial menurut Gandhi. “ Melihat perkembangan terakhir, saya merasa idealisme saya tidak lagi sejalan dengan kebijakan partai secara umum. Akhirnya saya dengan sukarela menyatakan surat pengunduran diri saya dari partai yang sesungguhnya mempunyai infrastruktur yang serius dan profesional,” tulisnya.

Dia menegaskan bahwa tidak ada hal-hal personal yang melatar belakangi pengunduran dirinya, murni karena hanya idealisme semata.

“ Saya justru sangat lega karena mulai hari ini langkah saya justru semakin ringan, karena kegiatan-kegiatan apapun yang akan saya lakukan tidak lagi ada tendensi kepentingan untuk  politik praktis. Mungkin saya hanyalah mahluk budaya yang tidak punya hati untuk berpolitik ala masa kini. Salam perubahan untuk diri saya sendiri Kader Partai Nasdem,” tulis Anak Agung Ngurah Panji.

Terkait pengunduran dirinya sebagai Kader Partai Nasdem dibenarkan oleh pria yang akrab disapa Ngurah Panji saat dikonfimasi wartawan Rabu (5/10).

Ngurah Panji mengatakan, awal dirinya masuk Partai Nasdem karena melihat visi dan misi. Dimana Nasionalisme dan Demokratis, apalagi tagline kedua restorasi, menata ulang biar bisa menjadi jauh lebih baik, menjadi bagian dari gerakan itu.

Namun dalam perkembangan politik nasional Nasdem berbalik. “Kita ketahui Anies Baswedan saat ini figur politikus kemarin dengan track record politik identitas. Kemudian kita ketahui Nasdem salah satu yang menolak politik identitas tersebut. Mencalonkan Anies Baswedan itu sah-sah saja, tapi secara idealisme saya pribadi rasanya tidak sudah sesuai lagi dengan apa yang sudah saya bayangkan dari awal,” ungkapnya.

“Sehingga memutuskan untuk keluar atau mengundurkan diri secara baik-baik, saya sudah ijin dengan Ketua dan Sekretaris DPD Partai Nasdem Bali. Intinya ini hanya masalah idealisme saja,” sambung pria yang menjabat terakhir sebagai Wakil Ketua Bidang Eksekutif Nasdem Bali.

Meski telah keluar dari Nasdem dirinya belum ingin pindah partai lain. Kata dia, berpolitik itu menjalankan idealisme dan bagian mengabdi kepada negara. “Untuk saat ini berpolitik saya tidak harus mengabdi dengan partai politik, masih pengabdian yang lain yakni budaya dan agama,” pungkasnya. (uli)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/