27.1 C
Jakarta
25 Oktober 2024, 21:58 PM WIB

40 Laporan Bencana di Karangasem

AMLAPURA – Sehari usai bencana merata di wilayah Karangasem, Senin (17/10) lalu, ada puluhan laporan bencana yang diterima BPBD Karangasem. Bencana tersebut mulai dari tanah longsor, banjir dan pohon tumbang.

Kepala BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, mengatakan, ada 40 laporan bencana yang diterima oleh BPBD Karangasem. Dari jumlah itu, paling banyak terjadi di Kecamatan Selat, dengan 16 laporan hingga mengakibatkan tiga korban jiwa. “Dua yang kakak beradik di Banjar Santi, dan satu korban lagi yang di Karangsari,” ujarnya Selasa (18/10).

Selain Kecamatan Selat, laporan kejadian terbanyak juga terjadi di Kecamatan Bebandem. Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun dampak hujan deras menyebabkan sejumlah bangunan rumah warga rusak, dan sejumlah akses jalan putus hingga tak bisa dilalui kendaraan.

Bahkan warga di Desa Jungutan sampai harus mengungsi karena takut tersapu banjir bah. “Ada juga kendaraan yang terendam dan hanyut,” terangnya.

Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Rendang dan Kecamatan Abang, tercatat ada 5 laporan kejadian yang masuk ke BPBD dari masing-masing Kecamatan tersebut. Di wilayah Abang selain pohon tumbang, banjir dan tanah longsor.

Akibat akses jalan tertutup longsoran puluhan kepala keluarga di banjar dinas Purwayu, Desa Tribuana sempat terisolasi. “Kami maksimalkan penanganan dengan cepat,” kata Arimbawa.

Sementara itu, Kepala Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem I Wayan Wastika mengatakan, akibat hujan yang lebat yang terjadi pada Senin lalu itu membuat puluhan warganya mengungsi.

Total ada 120 kepala keluarga dari delapan dusun yang mengungsi mandiri. “Ada yang di balai banjar adat Abian Tiying, ada juga yang mengungsi di rumah saudara. Kami belum ada tempat pengungsian permanen. Dan saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing,” tuturnya dikonfirmasi via sambungan telepon.

Hanya saja, ketika nantinya terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi, warga akan kembali mengungsi untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan. “Sebagai langkah antisipasi,” jelasnya.

Banjir bandang yang menerjang wilayah Jungutan mengakibatkan 25 unit rumah rusak. “Harapan kami agar akses jalan bisa segera diperbaiki. Karena di Desa kami ada empat titik jalan yang putus akibat kejadian kemarin,” pungkasnya.

Kabid Bina Marga PUPR Kabupaten Karangasem, Wayan Surata Jaya merinci, akibat bencana itu, terdapat enam akses jalan milik Kabupaten yang mengalami kerusakan. “Ada enam. Jalan-jalan yang tak bisa dilalui kami sudah siapkan jalan alternatif sembari menunggu perbaikan,” tuturnya.

Bupati Karangasem I Gede Dana yang meninjau langsung ke beberapa titik bencana sehari pasca kejadian langsung memerintahkan jajarannya untuk melakukan penanganan secara cepat. “Kami langsung meminta intansi terkait melakukan mitigasi dan pemetaan ulang daerah potensi rawan bencana, menginventarisir  kerusakan yang terjadi,” kata Gede Dana.

Dari hasil pemantauan ke lokasi bencana, Gede Dana menyebutkan banyak akses jalan yang hancur bahkan terputus akibat terjangan banjir, termasuk beberapa jembatan juga putus. Terkait ini,  pihaknya berencana akan membangun jembatan darurat di lokasi akses jalan atau jembatan yang putus untuk jangka pendek.“Paling tidak bisa dilewati oleh sepeda motor. Sehingga mobilitas dan aktivitas ekonomi warga bisa kembali berjalan seperti biasa,” sebutnya.

Gede Dana juga mengimbau agar warga terutama yang tinggal di bantaran sungai agar waspada dan lebih baik mengungsi ke tempat yang aman,  jika terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi. (zulfika rahman/radar bali)

 

AMLAPURA – Sehari usai bencana merata di wilayah Karangasem, Senin (17/10) lalu, ada puluhan laporan bencana yang diterima BPBD Karangasem. Bencana tersebut mulai dari tanah longsor, banjir dan pohon tumbang.

Kepala BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, mengatakan, ada 40 laporan bencana yang diterima oleh BPBD Karangasem. Dari jumlah itu, paling banyak terjadi di Kecamatan Selat, dengan 16 laporan hingga mengakibatkan tiga korban jiwa. “Dua yang kakak beradik di Banjar Santi, dan satu korban lagi yang di Karangsari,” ujarnya Selasa (18/10).

Selain Kecamatan Selat, laporan kejadian terbanyak juga terjadi di Kecamatan Bebandem. Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun dampak hujan deras menyebabkan sejumlah bangunan rumah warga rusak, dan sejumlah akses jalan putus hingga tak bisa dilalui kendaraan.

Bahkan warga di Desa Jungutan sampai harus mengungsi karena takut tersapu banjir bah. “Ada juga kendaraan yang terendam dan hanyut,” terangnya.

Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Rendang dan Kecamatan Abang, tercatat ada 5 laporan kejadian yang masuk ke BPBD dari masing-masing Kecamatan tersebut. Di wilayah Abang selain pohon tumbang, banjir dan tanah longsor.

Akibat akses jalan tertutup longsoran puluhan kepala keluarga di banjar dinas Purwayu, Desa Tribuana sempat terisolasi. “Kami maksimalkan penanganan dengan cepat,” kata Arimbawa.

Sementara itu, Kepala Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem I Wayan Wastika mengatakan, akibat hujan yang lebat yang terjadi pada Senin lalu itu membuat puluhan warganya mengungsi.

Total ada 120 kepala keluarga dari delapan dusun yang mengungsi mandiri. “Ada yang di balai banjar adat Abian Tiying, ada juga yang mengungsi di rumah saudara. Kami belum ada tempat pengungsian permanen. Dan saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing,” tuturnya dikonfirmasi via sambungan telepon.

Hanya saja, ketika nantinya terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi, warga akan kembali mengungsi untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan. “Sebagai langkah antisipasi,” jelasnya.

Banjir bandang yang menerjang wilayah Jungutan mengakibatkan 25 unit rumah rusak. “Harapan kami agar akses jalan bisa segera diperbaiki. Karena di Desa kami ada empat titik jalan yang putus akibat kejadian kemarin,” pungkasnya.

Kabid Bina Marga PUPR Kabupaten Karangasem, Wayan Surata Jaya merinci, akibat bencana itu, terdapat enam akses jalan milik Kabupaten yang mengalami kerusakan. “Ada enam. Jalan-jalan yang tak bisa dilalui kami sudah siapkan jalan alternatif sembari menunggu perbaikan,” tuturnya.

Bupati Karangasem I Gede Dana yang meninjau langsung ke beberapa titik bencana sehari pasca kejadian langsung memerintahkan jajarannya untuk melakukan penanganan secara cepat. “Kami langsung meminta intansi terkait melakukan mitigasi dan pemetaan ulang daerah potensi rawan bencana, menginventarisir  kerusakan yang terjadi,” kata Gede Dana.

Dari hasil pemantauan ke lokasi bencana, Gede Dana menyebutkan banyak akses jalan yang hancur bahkan terputus akibat terjangan banjir, termasuk beberapa jembatan juga putus. Terkait ini,  pihaknya berencana akan membangun jembatan darurat di lokasi akses jalan atau jembatan yang putus untuk jangka pendek.“Paling tidak bisa dilewati oleh sepeda motor. Sehingga mobilitas dan aktivitas ekonomi warga bisa kembali berjalan seperti biasa,” sebutnya.

Gede Dana juga mengimbau agar warga terutama yang tinggal di bantaran sungai agar waspada dan lebih baik mengungsi ke tempat yang aman,  jika terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi. (zulfika rahman/radar bali)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/