Adanya kasus anak dirantai oleh ibu kandungnya sendiri di Tabanan rupanya juga mendapat atensi khusus dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (PPPA).
MENDADAK, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau yang lebih dikenal dengan Bintang Puspayoga langsung turun ke Tabanan Selasa (25/10). Kedatangan Bintang Puspayoga ke Polres Tabanan sekitar pukul 15.00, untuk mengetahui secara detail kasus anak yang dirantai oleh ibu kandungnya sendiri itu.
Bahkan saat berada di Polres Tabanan Bintang Puspayoga menyempatkan juga bertemu dengan ibu kandung dari kedua anak yakni Urai Dita Widyastuti yang berstatus tersangka.
Selain itu juga berkomunikasi langsung dengan kedua anak yang menjadi korban yakni DH, 6 dan DS, 3. DH dan DS tampak ceria. Memang terlihat aktif saat pertemuan itu.
Hampir satu jam lebih berada di Polres Tabanan. Bintang Puspayoga mengaku menyempatkan datang ke Tabanan dalam kasus anak yang dirantai ibu kandung memanfaatkan waktu transit.
“Ini kebetulan kami ada acara di Sumba Barat Daya, NTT karena kebetulan juga ada kasus disana. Jadi mendarat waktu transit kita manfaatkan semaksimal mungkin,” ujar perempuan kelahiran Denpasar 1968 silam itu.
Berkaitan dengan kasus anak dirantai di Tabanan oleh ibu kandungnya. Menurut Ibu Bintang, kasus ini bukan kali pertama terjadi, karena pernah terjadi juga di tempat lain.
Namun kasus anak di Tabanan ini pihaknya memberi perhatian khusus juga bagaimana tindakan tegas jajaran dari Polres Tabanan dan pemerintah daerah dengan tindakan cepat dalam penanganan kasus ini.
Tentu dalam penanganan kasus ini, pihaknya sudah berdiskusi dengan Kapolres untuk proses hukum tetap berjalan. “Tetapi kehadiran kami dari Kementerian PPPA memastikan pengasuhan yang terbaik kepada anak. Kebetulan juga setelah kami koordinasi dengan pemerintah daerah dengan bupati, sembari proses hukum berjalan. Anak sudah ditempatkan di rumah singgah, artinya ini sudah ada tempat yang nyaman dan aman pada anak ini,” tuturnya.
Pada kasus ini pihaknya sudah menyampaikan kepada Bupati Tabanan agar memberikan pengasuhan terbaik bagi anak. Pengasuhan terbaik pada anak memang harus berada paling dekat dengan keluarganya.
Apakah orang tua ataukah keluarga orang tua si anak? Nah itu yang pasti pihaknya akan memfasilitasi terlebih dulu.
Kalau tidak memungkinkan itu, barulah yang terakhir apakah ditempatkan di rumah singgah, yayasan yang bisa ditampung di panti asuhan. “Itu yang kami akan pastikan bagaimana anak-anak ini tumbuh dan berkembang dengan baik. Termasuk pula dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak, ini adalah tanggung jawab kewajiban kita bersama,” kata Bintang.
“Anak itu tidak menjadi tanggungjawab orang tuanya saja, tetapi semua anak Indonesia adalah anak kita dan negara harus hadir memastikan tumbuh kembang anak itu berjalan dengan baik,” sambungnya.
Disinggung soal dirinya yang sempat berkomunikasi dengan kedua anak DH dan DS. Menurut Bintang, anak dengan inisial DS yang berusia 6 tahun. Kalau bicara masalah kenakalan anak seusia 6 tahun seperti itu.”Saya pikir proses masih alami yang terjadi pada anak inisial DS. Anak-anak nakal dan aktif inilah pentingnya pengasuhan, pendidikan karakter dan edukasi orang tua. Ini menjadi penting memberikan pendampingan terbaik kepada anak sebenarnya,” terangnya.
Kemudian soal psikologis dan prilaku kedua anak tersebut. Ini masih pendalaman psikologis yang dilakukan tim psikolog Polda dan di tim sapa Kementerian PPPA.
Kalau hasilnya nanti pendampingan psikologis anak ini autis, pihaknya harus memastikan terapi pada anak berjalan dengan baik.”Kita akan kawal, namun untuk sementara masih pendalaman kita belum berani menyampaikan apakah anak ini kelainan dan sebagainya ini masih dalam proses pendalaman,” ungkapnya.
Pada kasus anak dirantai oleh orang tuanya pihaknya juga sudah menerjunkan dua orang yang merupakan tim khusus. Dua orang Tim Kementerian PPPA adalah tim psikolog.
“Nanti tim ini membantu proses pemeriksaan anak dan melakukan proses koordinasi dengan daerah. Agar penanganan kasus ini berjalan dengan baik dan tuntas lebih cepat,” pungkasnya. (juliadi/radar bali)