DENPASAR-Desa adat di Bali terlibat dalam menjaga keamanan puncak gelaran KTT G20 di Bali pada14-16 November 2022 mendatang. Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.
Dengan demikian dia meminta semua lapisan masyarakat Bali untuk menunda kegiatan atau aksi yang berpotensi mengganggu jalannya KTT G20. “Jangan ada kegiatan-kegiatan apapun atau aksi-aksi apapun yang bisa mengganggu jalannya G20, apalagi kemudian mengganggu keamanannya,” katanya, Selasa (24/10) malam.
Himbauan itu dia tujukan kepada masyarakat Bali, mulai dari Desa Adat, tokoh agama, mahasiswa, Pemuda serta organisasi masyarakat (ormas) lainnya. Dia juga mengajak agar semua lapisan bisa bersatu padu dalam mendukung suksesnya gelaran KTT G20 tersebut.
“Mari bersatu karena ini adalah martabat bangsa, juga momentum baik untuk kebangkitan Bali sebagai destinasi wisata,” tegasnya. Dijelaskannya, bahwa kesuksesan G20 menjadi pertaruhan bagi Bali. Sehingga untuk memberikan kesan yang baik bagi sejumlah kepala negara yang hadir nantinya, masyarakat Bali harus menjaga kondusifitas.
“Kalau ada perbedaan aspirasi politik, ekonomi, dan kritik-kritik ke pemerintah tolong dilaksanakan setelah G20,” imbuhnya.
Dijelaskannya, saat ini sudah ada 25 desa adat di Bali yang akan terlibat aktif di dalam kegiatan KTT G20.” Desa adat dan pecalang-pecalang siap mengamankan dan menyukseskan G20,” pungkasnya.
Reporter: Marsellus Nabunome Pampur
DENPASAR-Desa adat di Bali terlibat dalam menjaga keamanan puncak gelaran KTT G20 di Bali pada14-16 November 2022 mendatang. Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.
Dengan demikian dia meminta semua lapisan masyarakat Bali untuk menunda kegiatan atau aksi yang berpotensi mengganggu jalannya KTT G20. “Jangan ada kegiatan-kegiatan apapun atau aksi-aksi apapun yang bisa mengganggu jalannya G20, apalagi kemudian mengganggu keamanannya,” katanya, Selasa (24/10) malam.
Himbauan itu dia tujukan kepada masyarakat Bali, mulai dari Desa Adat, tokoh agama, mahasiswa, Pemuda serta organisasi masyarakat (ormas) lainnya. Dia juga mengajak agar semua lapisan bisa bersatu padu dalam mendukung suksesnya gelaran KTT G20 tersebut.
“Mari bersatu karena ini adalah martabat bangsa, juga momentum baik untuk kebangkitan Bali sebagai destinasi wisata,” tegasnya. Dijelaskannya, bahwa kesuksesan G20 menjadi pertaruhan bagi Bali. Sehingga untuk memberikan kesan yang baik bagi sejumlah kepala negara yang hadir nantinya, masyarakat Bali harus menjaga kondusifitas.
“Kalau ada perbedaan aspirasi politik, ekonomi, dan kritik-kritik ke pemerintah tolong dilaksanakan setelah G20,” imbuhnya.
Dijelaskannya, saat ini sudah ada 25 desa adat di Bali yang akan terlibat aktif di dalam kegiatan KTT G20.” Desa adat dan pecalang-pecalang siap mengamankan dan menyukseskan G20,” pungkasnya.
Reporter: Marsellus Nabunome Pampur