DENPASAR – Rumah di bantaran sungai ambruk. Rumah yang ambruk itu dinilai menyalahi aturan. Sebab telah membangun di bantaran sungai, dan sebenarnya tiga meter jaraknya. Kepastian ini disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa, Kamis (27/10/2022).
Kepada Jawa Pos Radar Bali dikatakan bahwa pihak BPBD langsung datangi lokasi setelah mendapatkan kabar rumah roboh. Pihaknya membantu secara kemanusiaan. Baik membersihkan puing-puing dan dinas sosial nanti membantu warga yang terdampak.
Atas kejadian ini diharapkan muncul kesadaran menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang membangun di bantaran sungai. “Ini membahayakan keselamatan warga,” sebutnya, Kamis (27/10).
Secara kasat mata, fondasi rumah ada di sungai, jadi pondasi tergerus arus, sedikit demi sedikit terkikis jadinya ambruk. “Tentunya menyalahi aturan membangun. Ini sudah dari dulu, tidak terpantau. Aturannya kan tiga meter dari sungai. Kalau kayak gini kan membahayakan diri mereka sendiri?” pungkasnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polresta Denpasar, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kejadian berlangsung Kamis (27/10) sekirtar pukul 13.45.
Rumah roboh ini ditempati keluarga almarhum M. Yusuf Zainuddin, yang kini ditempati, istri beserta saudara-saudaranya. Dan, bagian belakang rumah ini bersebelahan dengan aliran sungai Badung, diperuntukkan untuk tempat menjemur pakaian
“Rumah berdiri di atas bantaran Tukad (sungai) Badung. Awalnya terdengar suara gemuruh dari dalam rumah yang kemudian diikuti fisik rumah bergetar,” timpalnya.
Seketika, yang ada di dalam rumah, keluar berhamburan menuju depan rumah. Sejurus kemudian rumah roboh ke arah timur ke arah aliran Tukad Badung
Saat kejadian, kondisi cuaca sedang hujan gerimis. Korban dari kejadian tersebut, sementara ini ditampung oleh keluarga korban dan tetangga, hingga menunggu perbaikan rumah keputusan lebih lanjut.
“Rumah yang roboh menghadap ke barat, dengan bangunan rumah terbuat dari batako, dengan semen cor. Fondasi bagian belakang berada di atas bibir sungai Badung. Dan ditempati tiga KK (kepala keluarga),” tutupnya. (andre sula/marsellus pampur/ni kadek novi febriani/radar bali)