32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:44 PM WIB

Motif Ekonomi Jadi Alasan Nelayan Jembrana Melaut saat Cuaca Buruk

NEGARA – Cuaca di perairan Selat Bali saat ini tidak menentu, hujan and gelombang tinggi kerap terjadi. Hal ini mempengaruhi pendapatan nelayan di selat yang memisahkan pulau Jawa dan Bali itu.

Tidak sedikit nelayan yang nekat melaut, meski harus mendapat hasil tangkapan sedikit, ada juga nelayan yang memilih tidak melaut karena khawatir dengan keselamatan mereka.

Salah satu alasan nelayan nekat melaut di tengah cuaca buruk adalah menyambung hidup karena hanya dari melaut walau harus menantang maut.

Karena sedikit nelayan yang mencari ikan, otomatis pasokan ikan minim dan harga pasti melambung tinggi.

“Ikan lumayan tinggi harganya, hasilnya sedikit tapi sekarang harganya mahal,” kata salah seorang nelayan di kampung nelayan,  Desa Pengambengan.

Kasi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Bagus Sudananjaya mengatakan,

dibandingkan dengan tahun 2017 lalu hasil tangkapan nelayan di Jembrana sudah ada sedikit peningkatan kendati tidak sebanyak saat musim ikan.

Rata-rata dalam sehari hasil tangkapan sekitar 1 sampai 5 ton. Menurut Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Perhubungan Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa,

di tengah paceklik ikan dan cuaca buruk ini, memang masalah yang dihadapi nelayan adalah minim tangkapan ikan.

Karena itu, pihaknya sudah berupaya mencari solusi bagi para nelayan untuk meningkatkan taraf hidupnya.

”Saat ini kami genjot bantuan perahu dan alat tangkap agar para nelayan bisa mandiri, tidak tergantung dengan pemilik perahu saat paceklik,” terangnya

NEGARA – Cuaca di perairan Selat Bali saat ini tidak menentu, hujan and gelombang tinggi kerap terjadi. Hal ini mempengaruhi pendapatan nelayan di selat yang memisahkan pulau Jawa dan Bali itu.

Tidak sedikit nelayan yang nekat melaut, meski harus mendapat hasil tangkapan sedikit, ada juga nelayan yang memilih tidak melaut karena khawatir dengan keselamatan mereka.

Salah satu alasan nelayan nekat melaut di tengah cuaca buruk adalah menyambung hidup karena hanya dari melaut walau harus menantang maut.

Karena sedikit nelayan yang mencari ikan, otomatis pasokan ikan minim dan harga pasti melambung tinggi.

“Ikan lumayan tinggi harganya, hasilnya sedikit tapi sekarang harganya mahal,” kata salah seorang nelayan di kampung nelayan,  Desa Pengambengan.

Kasi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Bagus Sudananjaya mengatakan,

dibandingkan dengan tahun 2017 lalu hasil tangkapan nelayan di Jembrana sudah ada sedikit peningkatan kendati tidak sebanyak saat musim ikan.

Rata-rata dalam sehari hasil tangkapan sekitar 1 sampai 5 ton. Menurut Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Perhubungan Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa,

di tengah paceklik ikan dan cuaca buruk ini, memang masalah yang dihadapi nelayan adalah minim tangkapan ikan.

Karena itu, pihaknya sudah berupaya mencari solusi bagi para nelayan untuk meningkatkan taraf hidupnya.

”Saat ini kami genjot bantuan perahu dan alat tangkap agar para nelayan bisa mandiri, tidak tergantung dengan pemilik perahu saat paceklik,” terangnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/