TABANAN – Penyidik Satreskrim Polres Tabanan terus mendalami indikasi pembunuhan dalam kasus kematian pelajar SMP, LGDS, 14, usai disetubuhi Gung De Wiradana, 25, Minggu (21/1) pukul 15.30 Wita.
“Sampai saat ini sudah ada 10 saksi yang kami periksa. Sementara masih mengumpulkan bukti petunjuk (ada tidaknya indikasi pembunuhan),” ujar Kasatreskrim Polres Tabanan AKP Yana Jaya Widya.
Penyidik belum bisa memastikan pelajar SMP itu dibunuh usai disetubuhi tiga kali karena sampai saat ini masih minim bukti.
Karena itu, penyidik hanya memasang UU Perlindungan Anak untuk menjerat tersangka. Belum ada pasal pembunuhan yang digunakan untuk menjerat Gung De Wiradana.
“Untuk kepastiannya, mohon ditunggu. Karena penyidikan masih berjalan,” bebernya.
Sebelumnya, Kepala Instalasi Forensik RS Sanglah dr Dudut Rustyadi mengatakan, dari hasil pemeriksaan luar jenazah ada beberapa luka yang ditemukan di tubuh korban.
Yakni luka lecet dan memar pada daerah bibir, leher sebelah kanan dan kiri, dada sebelah kanan dan kiri, dan paha yang kanan dan kiri. Selain itu ditemukan darah pada kemaluan korban.
Menurutnya, penyebab kematian dari pemeriksaan luar dan otopsi adalah karena kekurangan oksigen. Indikasi itu bisa dilihat dari warna kebiruan di bibir dan kuku korban.
Dalam organ dalam ada bintik-bintik darah dan pelebaran pembuluh darah. Diungkapkan penyebab kematiannya karena mati lemas dan kekurangan oksigen
Dr Dudut menyatakan, kemungkinan meninggalnya korban dibekap karena ada lecet dan memar pada bibir. Tapi, kata dia, itu baru sebatas dugaan. Karena harus ada uji toksikologi untuk menentukan penyebab kematian korban.