TABANAN – Para petani kopi di Kabupaten Tabanan, khususnya di Kecamatan Pupuan harap-harap cemas menunggu panen tiba.
Penyebabnya apalagi kalau bukan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan. Para petani berharap panen kopi yang tinggal enam bulan lagi tidak gagal panen dan cuaca buruk segera berlalu.
Kondisi cuaca saat ini sejatinya tidak jauh beda dengan kondisi cuaca dengan tahun lalu.
Namun, lantaran stok kopi saat ini sudah habis terjual karena hasil panen pada 2017 yang sedikit, sedangkan permintaan terhadap kopi robusta asli Pupuan ini cukup tinggi.
“Saya berharap dapat meraih hasil panen hingga 70 persen. Soalnya tahun lalu panen hanya 20 persen karena
hujan berkepanjangan,” kata I Wayan Dira, salah satu petani kopi di Banjar Margasari, Desa Pujungan, Pupuan, Tabanan.
Wayan Dira menuturkan, dirinya dan petani lain hanya bisa menggantungkan harapan dari kopi.
Sebab, cuaca ekstrem seperti saat ini tanaman buah seperti manggis itu tidak bisa tumbuh dengan baik.
Harapan panen kopi membaik ini bukannya tanpa alasan. Pasalnya, kopi robusta Pupuan pada bulan November 2017 lalu telah meraih Sertifikat Indikasi Geografis (IG) yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM RI.
Prosesnya mendapat sertifikat itu cukup panjang. Pemerintah membentuk kelembagaan bersama petani yang diberi nama Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Robusta Pupuan (MPIG KRP).
“Dengan diraihnya Sertifikat IG tersebut maka Kopi Robusta Pupuan yang rawan akan pemalsuan akan tetap terlindungan keberadaannya,” tukasnya.