GIANYAR – Tiga orang siswa kelas VI SDN 1 Blahbatuh terperosok ke jurang di Banjar Tengah, Desa/Kecamatan Blahbatuh, saat jam belajar.
Beruntung ketiganya berhasil selamat. Hanya satu siswa terluka di bagian dahi. Kini dua siswa masih istirahat di rumah. Pihak sekolah berjanji akan memperketat pengawasan.
Menurut Kepala SDN 1 Blahbatuh Ketut Nata Kesuma, kejadian tersebut di luar dugaan mereka.
“Kami tidak menduga, anak-anak bisa main keluar dan jauh dari sekolah. Bahkan di jam belajar,” ujar Nata Kesuma geleng-geleng kemarin (11/5).
Tiga siswa yang terperosok ke dalam jurang sedalam kurang lebih 20 meter, di antaranya Nyoman Aditya Putra, Franciscus Daniel Putra dan Yoga Sesana Yasa.
Saat kejadian berlangsung, sebetulnya para siswa kerja bakti pukul 10.00. “Kemudian ada siswa yang kami suruh membuang sampah di timur sekolah,” ujar Nata Kesuma.
Selanjutnya, saat ada siswa yang buang sampah, disusul oleh delapan siswa lainnya ikut menuju tempat pembuangan sampah.
Delapan siswa ini main polisi dan maling. Siswa yang menjadi maling kemudian masuk areal gria dekat almarhum Ida Pedanda Gunung.
Di utara gria, terdapat jurang dalam kurang lebih 20 meteran. Tiga siswa itu kemudian terperosok ke dalam jurang.
Yoga Sesana berhasil pegangan di batang pohon sehingga bisa naik dan menyelamatkan diri. Selanjutnya, Daniel sampai terjun ke sungai di bawah jurang.
Walau begitu, Daniel selamat dan masih bisa naik lagi ke atas jurang melewati banjar Tubuh. Pakaian Daniel saat itu basah kuyup.
Jadi tinggal Nyoman Aditya Putra yang masih tersangkut di bawah jurang. Daniel kemudian menuju sekolahnya.
“Tapi sampai di sekolah, Daniel tidak bilang kalau ada temannya masih di jurang, kayaknya Daniel takut bilang sama guru,” sambung guru lainnya, Ida Ayu Resi.
Untuk memastikan keselamatan para siswanya, Dayu Resi mengaku sampai memukul meja supaya para siswa itu mengaku.
Akhirnya Daniel dan beberapa temannya mengakui kalau ada satu temannya masih di jurang dan belum ditemukan.
Saat itulah, para guru mencarinya bersama para warga. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar juga dipanggil.
Pencarian terhadap Aditya berlangsung 2,5 jam. “Di sini banyak orang tua menghaturkan tipat bantal (sarana banten, red). Supaya siswa kami bisa ketemu,” jelasnya.
Akhirnya, sekitar pukul 14.00, Aditya berhasil ditemukan dan ditarik oleh petugas BPBD. Aditya mengalami luka pada bagian dahi akibat terjatuh.
Aditya sempat dirawat selama sehari di RS Ari Canti di Desa Mas, Kecamatan Ubud. Kini, ada dua siswa korban terjatuh itu tidak sekolah karena masuk trauma.