SEMARAPURA – Akibat gelombang tinggi, kapal roro (roll on-roll off) menjadi satu-satunya alat transportasi laut yang bisa diakses bagi warga yang ingin mengunjungi Kecamatan Nusa Penida, Klungkung maupun sebaliknya.
Namun, membludaknya jumlah penumpang yang masuk ke dalam kapal, menyebabkan penyeberangan melalui Kapal Roro Nusa Jaya Abadi dari Pelabuhan Nusa Penida, Klungkung ke Pelabuhan Padangbai, Karangasem dibatalkan kemarin.
Syukur, para penumpang akhirnya bisa menyeberang setelah fast boat diizinkan untuk menyeberangkan para penumpang.
Menurut Kepala UPT Penyeberangan Nusa Penida I Dewa Gede Agus Suarmahendra, para penumpang sudah berkumpul sejak Sabtu pagi dan mulai masuk ke dalam kapal sekitar pukul 07.30.
Namun, hingga pukul 10.00, kapal roro itu belum juga berlayar lantaran tidak mendapat izin kesyahbandaran akibat kelebihan muatan.
“Untuk kapasitas penumpang itu berkisar 182 orang, 9 truk dan sejumlah mobil. Namun, karena membludaknya penumpang, kami khususkan untuk penumpang sehingga kami menjual 300 tiket,” kata Dewa Gede Agus Suarmahendra.
Sayang, meski sudah dijaga dua petugas syahbandar, penumpang yang masuk membludak hingga 700 orang lebih. Sehingga izin berangkat tidak diberikan.
“Yang saya heran, ada syahbandar yang jaga, kok dibiarkan masuk berlebih,” tandasnya. “Penumpang yang membeli tiket dan tidak, semua masuk ke kapal,” ujarnya heran.
Atas kondisi itu, pihaknya melakukan negosiasi agar diberikan izin. Mengingat Jumat (20/7) lalu, Kapal Roro Nusa Jaya Abadi diizinkan berlayar meski penumpang yang ada di dalam kapal lebih dari 700 orang.
“Tapi, tetap juga tidak diizinkan. Katanya ada instruksi dari kementerian agar tidak memberangkatkan kapal dengan muatan penumpang berlebih,” jelasnya.
Pihaknya akhirnya meminta saran Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung dan dikatakan Kapal Roro Nusa Jaya Abadi diberikan dua trip dari awalnya satu trip.
Namun, kapten kapal tidak mau melakukan penyeberangan dua trip karena khawatir setelah pukul 12.00, gelombang akan tinggi dan membahayakan para penumpang.
Di sisi lain, tidak ada penumpang yang mau mengalah dan turun dari kapal karena berbagai alasan.
“Ada yang mengaku memiliki kegiatan. Dan ada juga wisatawan yang harus berangkat ke negaranya karena telah membeli tiket,” kata Dewa.
Bahkan, ada wisatawan yang menangis setelah dipaksa turun oleh petugas. Tidak hanya menangis, ada penumpang yang mengancam memecahkan kaca loket jika tidak diberikan tiket.
“Tidak mau turun penumpangnya. Terpaksa turun semua saja. Akhirnya kami sepakati dengan kapten, tidak berangkat hari ini. Dan kami siap untuk mengembalikan uang tiket para penumpang,” tukasnya.
Syukurnya, saat para penumpang itu diminta untuk turun karena kapal roro membatalkan keberangkatan, fast boat diberikan izin untuk berlayar. Sehingga para penumpang bisa ke Bali daratan.
“Kalau kami lihat memang gelombangnya tenang. Begitu juga kata para penumpang yang tiba ke Nusa Penida. Mereka bilang ke saya kalau gelombang tenang. Jadi sekarang semua sudah selesai,” tandasnya.