33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:30 PM WIB

Cuaca Buruk Masih Hantui Selat Bali, Ini Peringatan BMKG…

NEGARA –  Cuaca buruk yang beberapa hari belakangan ini membuat penyeberangan di Selat Bali harus buka tutup diprediksi  masih akan berlanjut beberapa hari ke depan.

Angin kencang dan gelombang tinggi itu diperkirakan baru berakhir bulan September mendatang.

Untuk wilayah Jembrana, cuaca berawan dan bisa terjadi hujan ringan di malam hari. Sedangkan di selat Bali bagian utara kecepatan angin antara 6 sampai 20 knot dan maksimal 35 knot dan gelombang antara 0,5 meter sampai 1,25 meter.

Dengan kecepatan angin dan ketinggian gelombang itu maka bisa mengganggu pelayaran kapal yang melayani penyeberangan lintas Jawa Bali.

“Angin kencang dan gelombang tinggi ini biasa terjadi bulan Juli dan puncaknya terjadi bulan Agustus ini,” ujar Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetya.

Karena itu, kata dia, nelayan termasuk juga oleh kapal-kapal yang melayani penyeberangan di Selat Bali wajib waspada.

Sebab, cuaca buruk itu bisa mengganggu pelayaran kapal dimana bisa membuat kapal hanyut atau kandas.

“Angin kencang dan gelombang tinggi di selat Bali itu harus selalu diwaspadai untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan,” tandasnya.

Terkait penurunan suhu udara hingga sampai 18 derajat celcius, Rahmat mengatakan, factor penyeba udara dingin itu yakni karena sedikitnya uap air

di atmosfer sehingga mengakibatkan berkurangnya awan yang membuat sinar matahari sebagian besar dipantulkan kembali ke atmosfir.

“Ini mengakibatkan permukaan bumi hanya sedikit dapat menyerap panas,” jelasnya. Selain itu, saat ini angin timur yang dominan dari benua Australia juga membawa masa udara kering dan dingin ke wilayah Indonesia bagian selatan termasuk Bali.

“Kondisi ini juga kami perkirakan puncaknya terjadi mulai bulan Juli dan Agustus lalu September akan berkurang.

Sampai saat ini suhu udara terendah terjadi Minggu (4/8) dimana sampai 18,5 derajat celcius,” terangnya. 

NEGARA –  Cuaca buruk yang beberapa hari belakangan ini membuat penyeberangan di Selat Bali harus buka tutup diprediksi  masih akan berlanjut beberapa hari ke depan.

Angin kencang dan gelombang tinggi itu diperkirakan baru berakhir bulan September mendatang.

Untuk wilayah Jembrana, cuaca berawan dan bisa terjadi hujan ringan di malam hari. Sedangkan di selat Bali bagian utara kecepatan angin antara 6 sampai 20 knot dan maksimal 35 knot dan gelombang antara 0,5 meter sampai 1,25 meter.

Dengan kecepatan angin dan ketinggian gelombang itu maka bisa mengganggu pelayaran kapal yang melayani penyeberangan lintas Jawa Bali.

“Angin kencang dan gelombang tinggi ini biasa terjadi bulan Juli dan puncaknya terjadi bulan Agustus ini,” ujar Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetya.

Karena itu, kata dia, nelayan termasuk juga oleh kapal-kapal yang melayani penyeberangan di Selat Bali wajib waspada.

Sebab, cuaca buruk itu bisa mengganggu pelayaran kapal dimana bisa membuat kapal hanyut atau kandas.

“Angin kencang dan gelombang tinggi di selat Bali itu harus selalu diwaspadai untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan,” tandasnya.

Terkait penurunan suhu udara hingga sampai 18 derajat celcius, Rahmat mengatakan, factor penyeba udara dingin itu yakni karena sedikitnya uap air

di atmosfer sehingga mengakibatkan berkurangnya awan yang membuat sinar matahari sebagian besar dipantulkan kembali ke atmosfir.

“Ini mengakibatkan permukaan bumi hanya sedikit dapat menyerap panas,” jelasnya. Selain itu, saat ini angin timur yang dominan dari benua Australia juga membawa masa udara kering dan dingin ke wilayah Indonesia bagian selatan termasuk Bali.

“Kondisi ini juga kami perkirakan puncaknya terjadi mulai bulan Juli dan Agustus lalu September akan berkurang.

Sampai saat ini suhu udara terendah terjadi Minggu (4/8) dimana sampai 18,5 derajat celcius,” terangnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/