25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:53 AM WIB

Stop Penipuan Berkedok Dagang Obat, Ini Himbauan Diskes Jembrana!

NEGARA-Warga Jembrana mendadak resah. Keresahan warga menyusul maraknya kasus penipuan berkedok dagang obat.
Akibat penipuan, banyak warga di Jembrana menjadi korban.

Warga juga menduga, pelaku diduga orang asing asal India dengan inisial AJ. Para korban merugi antara Rp 1 juta hingga Rp 6 juta.

Menyikapi keresahan warga akibat maraknya aksi penipuan berkedok dagang obat, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana Putu Suasta, Minggu (2/9) mengimbau pada warga untuk waspada dengan penjualan obat yang dilakukan secara door to door ke rumah warga. 

Warga diminta untuk teliti dan cerdas, serta tidak mudah percaya dengan janji atau iming-iming penjual obat yang mengatakan bisa cepat menyembuhkan penyakit. 

“Meski bawa kartu IDI harus di cek lagi kebenarannya. Apalagi jika yang diberikan satu jenis obat dan katanya bisa menyembuhkan bermacam penyakit, itu tidak mungkin,” ujarnya.

Menurut Suasta, sebelumnya ada lembaga yang mengatasnamakan layanan kanker datang ke masyarakat, tetapi ujung-ujungnya menjual obat. 
Hal ini harus diwaspadai oleh masyarakat agar tidak menjadi korban penipuan.

Sikap masyarakat yang rela membayar mahal untuk pengobatan meski tidak jelas asal-usul dan khasiatnya ini disayangkan. 
Karena saat ini untuk berobat ke Puskesmas atau rumah sakit sudah gratis. 

NEGARA-Warga Jembrana mendadak resah. Keresahan warga menyusul maraknya kasus penipuan berkedok dagang obat.
Akibat penipuan, banyak warga di Jembrana menjadi korban.

Warga juga menduga, pelaku diduga orang asing asal India dengan inisial AJ. Para korban merugi antara Rp 1 juta hingga Rp 6 juta.

Menyikapi keresahan warga akibat maraknya aksi penipuan berkedok dagang obat, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana Putu Suasta, Minggu (2/9) mengimbau pada warga untuk waspada dengan penjualan obat yang dilakukan secara door to door ke rumah warga. 

Warga diminta untuk teliti dan cerdas, serta tidak mudah percaya dengan janji atau iming-iming penjual obat yang mengatakan bisa cepat menyembuhkan penyakit. 

“Meski bawa kartu IDI harus di cek lagi kebenarannya. Apalagi jika yang diberikan satu jenis obat dan katanya bisa menyembuhkan bermacam penyakit, itu tidak mungkin,” ujarnya.

Menurut Suasta, sebelumnya ada lembaga yang mengatasnamakan layanan kanker datang ke masyarakat, tetapi ujung-ujungnya menjual obat. 
Hal ini harus diwaspadai oleh masyarakat agar tidak menjadi korban penipuan.

Sikap masyarakat yang rela membayar mahal untuk pengobatan meski tidak jelas asal-usul dan khasiatnya ini disayangkan. 
Karena saat ini untuk berobat ke Puskesmas atau rumah sakit sudah gratis. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/