NEGARA – Penyebrangan di Selat Bali, Minggu (2/9) sore terpaksa ditutup. Penyebabnya karena angin kencang yang terjadi diperairan selat Bali membahayakan pelayaran kapal yang melayani penyeberangan.
Angin kencang itu mulai terjadi menjelang siang. Angin semakin kencang saat menjelang sore.
Karena kecepatan angin lebih dari 30 knot itu bisa membuat kapal oleng bahkan terdorong sehingga hanyut atau kandas, maka untuk keselamatan pelayaran terpaksa penyebrangan dihentikan sementara.
Penutupan dilakukan mulai pukul 15.00 oleh Unit Penyelenggaran Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar.
Karena pelayaran dihentikan, maka kapal-kapal yang sudah selesai memuat penumpang sementara tetap di dermaga.
Sedangkan kapal lainya mencari tempat mengapung yang aman didekat pelabuhan terdekat. “Yang membahayakan adalah angin kencang.
Sedangkan gelombang meski ketinggianya sampai satu setengah meter namun masih relative aman bagi pelayaran kapal,” ujar seorang petugas penyebrangan.
Saat penutupan penyebrangan, tidak terjadi antrean karena jumlah kendaraan yang akan menyebrang ke Jawa tidak banyak.
Hanya ada penumpukan di parkir pelabuhan. Namun semakin sore, kendaraan yang datang semakin banyak dan parkir pelabuhan kepenuhan.
Antrean kemudian meluber keluar pelabuhan dan sekitar pukul 18.00 sudah sampai di depan Pura Puseh Gilimanuk.
“Sudah tiga jam penyebrangan belum juga dibuka. Kalau terus tutup kasihan penumpang yang saya bawa bisa telat sampai Surabaya,” ujar Ruswan, salah satu sopir bus.
Setelah tiga jam lebih, sekitar pukul 18.20 penyebrangan dibuka kembali.“Angin dengan kecepatan antara 28 sampai 31 knot bisa membahayakan pelayaran kapal.
Sehingga kita tunda penyebrangan sementara, setelah angin mereda kita buka kembali.” ungkap Syahbandar Gilimanuk, I Nyoman Suryantha ketika dikonfirmasi.