NEGARA — Infrastruktur Pelabuhan Gilimanuk dikeluhkan.
Terlebih dengan makin dekatnya perhelatan IMF-Word Bank yang akan digelar di Nusa Dua, Oktober mendatang.
Dewan pun menilai, sebagai salah satu akses pintu keluar masuk Bali, infrastruktur pelabuhan Gilimanuk dinilai masih belum maksimal.
Seperti ditegaskan Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba usai melakukan inspeksi kesiapan pelabuhan Gilimanuk, Senin (10/9) petang lalu.
Menurut Tamba, sebagai kawasan yang memiliki fungsi strategis, Gilimanuk dinilai masih jauh dari kata memadai.
“Sampah saja masih belum teratasi, sekitar pelabuhan kotor dan infrastruktur tidak mencerminkan Bali yang katanya pulau indah dan jadi destinasi pariwisata internasional,” ujarnya.
Selain itu, Tamba menyoroti kesiapan kapal yang digunakan untuk penyeberangan.
Dari 32 kapal yang beroperasi usianya sebagian besar sudah tua, produksi tahun 1960-an atau sudah lebih 50 tahun.
Karena usia kapal yang tua ini, politisi Demokrat ini khawatir menimbulkan masalah baru.
“Karena dioperasikan manusia, dengan kondisi kapal tua human error-nya tinggi,” terangnya.
Menurut Tamba, Pelabuhan Gilimanuk perlu perhatian khusus untuk dijadikan alternatif evakuasi jika terjadi bencana.
Sebagai jasa angkutan pun juga semestinya dipersiapkan lebih baik lagi demi keselamatan penyeberangan.