DENPASAR-Tumbuh dan berkembang di Bali selama hampir 18 tahun, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Bali, Jumat (28/9) bubar.
Bubarnya partai berlambang bulan sabit dan padi, menyusul pengunduran diri jajaran pengurus DPW, DPD, kader inti, dan anggota di tujuh kabupaten/kota se-Bali.
Keputusan mendadak dari para kader, sayap, pengurus DPD dan DPW PKS Bali ini pun sempat menimbulkan spekulasi dan tanda tanya.
Pasalnya, sempat terlihat adem ayem, partai dengan basis muslim terbesar di Bali ini tiba-tiba membubarkan diri.
Mantan Ketua Umum DPW PKS Bali, H Mudjiono dalam jumpa persnya, Jumat (28/9) mengatakan, keputusan dan sikap mundur dari kepengurusan partai yang dibangun belasan tahun itu bukan soal beda pilihan politik di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Bahkan kata Mudjiono, secara struktural DPP PKS sampai saat ini belum menentukan pilihan pilpres ke kubu mana.
“Sebetulnya PKS ini bermain dua kaki, karena sampai saat ini belum ada instruksi bagaimana dukungan di Pilpres 2019 nanti. Bahkan saya diajak partai koalisi, tetapi saya katakan saya belum ada instruksi dari pusat,” ujarnya