NEGARA-Musibah kekeringan akibat musim kemarau panjang masih dirasakan bagi sebagaian masyarakat Jembrana.
Bahkan, akibat kekeringan, warga masih mengalami krisis air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana, Jumat (5/10) mengatakan, untuk mengantisipasi krisis air pada musim kemarau ini, pihaknya melakukan monitoring ke seluruh wilayah di Jembrana.
Hasil menitoring, dari sejumlah kecamatan di Jembrana, Melaya paling rawan terdampak kekeringan hingga krisis air bersih.
“Selain wilayah Melaya, krisis air bersih juga rawan terjadi di wilayah Kecamatan Mendoyo, terutama di Mendoyo Utara. Wilayah ini rawan karena daerahnya berbukit,’terang Ketut Eko Susilo.
Namun begitu, meski rawan terjadi kekeringan, hingga saat ini belum ada laporan adanya kekeringan di wilayah tersebut.
Menurutnya, kekeringan akibat kemarau baru terjadi di Desa Warnasari dan Desa Manistutu. BPBD Jembrana sudah menyalurkan air bersih 40.000 liter air bersih untuk warga di dua banjar, Banjar Puncak Sari sebanyak 15 Kepala Keluarga (KK) dan Banjar Warnasari Kaja 10 KK. Kemudian di Banjar Katulampa, Desa Manistutu untuk 35 KK, sebanyak 2 tangki.
BPBD Jembrana bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jembrana untuk pengambilan air bersih dari hydrant.