28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 18:54 PM WIB

Soal Temuan Benda Prasejarah, Balai Arkeologi Menduga Kuat..

NEGARA-Benda dengan bentuk menyerupai patung dan sarkofagus (tempat untuk menyimpan jenazah) ditemukan di sebelah utara bendungan Benel, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya.

 

Batu diduga peninggalan prasejarah ditemukan pertama kali oleh tiga siswa  kelas XII SMKN 2 Baluk.  

Ketiga siswa, itu masing-masing I Gede Agus Putra Sanjaya, I Putu Adi Krisna dan I Putu Jeni.

Sayangnya, meski sudah memberitahukan kepada perangkat desa setempat, remaja asal Banjar Benel, Desa Manistutu, ini mengaku malah dicueki.

“Setelah menemukan menemukan batu, kami sempat memberitahu perangkat desa, tetapi tidak ada tanggapan,”imbuhnya.

Terkait temuan itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Nengah Alit saat dikonfirmasi, Jumat (5/10) mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai penemuan batu-batu tersebut.

Namun begitu, dengan adanya temuan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Arkeologi Denpasar untuk melakukan penelitian batu-batu tersebut.

“Segera kami tindaklanjuti, untuk memastikan asal muasal temuan batu-batu itu,” terangnya.

Pun dengan Kepala Balai Arkeologi Bali Wilayah Kerja Bali-NTB-NTT, I Gusti Made Suarbawa yang dikonfirmasi terpisah juga mengatakan hal senada.

” Belum ada informasi atau laporan mengenai temuan batu-batu tersebut,”ujarnya.

Namun menurutnya, sekitar perbukitan di wilayah Desa Manistutu dan Desa Berangbang, serta desa lainnya yang berdekatan sering ditemukan sarkofagus.

Menurutnya, temuan sarkofagus biasanya jumlahnya banyak dan berdekatan satu sama lain dalam satu lokasi, karena merupakan pemakaman.

“Bahkan ditemukan dekat rumah warga,” ujarnya melalui sambungan telepon.

 

NEGARA-Benda dengan bentuk menyerupai patung dan sarkofagus (tempat untuk menyimpan jenazah) ditemukan di sebelah utara bendungan Benel, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya.

 

Batu diduga peninggalan prasejarah ditemukan pertama kali oleh tiga siswa  kelas XII SMKN 2 Baluk.  

Ketiga siswa, itu masing-masing I Gede Agus Putra Sanjaya, I Putu Adi Krisna dan I Putu Jeni.

Sayangnya, meski sudah memberitahukan kepada perangkat desa setempat, remaja asal Banjar Benel, Desa Manistutu, ini mengaku malah dicueki.

“Setelah menemukan menemukan batu, kami sempat memberitahu perangkat desa, tetapi tidak ada tanggapan,”imbuhnya.

Terkait temuan itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Nengah Alit saat dikonfirmasi, Jumat (5/10) mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai penemuan batu-batu tersebut.

Namun begitu, dengan adanya temuan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Arkeologi Denpasar untuk melakukan penelitian batu-batu tersebut.

“Segera kami tindaklanjuti, untuk memastikan asal muasal temuan batu-batu itu,” terangnya.

Pun dengan Kepala Balai Arkeologi Bali Wilayah Kerja Bali-NTB-NTT, I Gusti Made Suarbawa yang dikonfirmasi terpisah juga mengatakan hal senada.

” Belum ada informasi atau laporan mengenai temuan batu-batu tersebut,”ujarnya.

Namun menurutnya, sekitar perbukitan di wilayah Desa Manistutu dan Desa Berangbang, serta desa lainnya yang berdekatan sering ditemukan sarkofagus.

Menurutnya, temuan sarkofagus biasanya jumlahnya banyak dan berdekatan satu sama lain dalam satu lokasi, karena merupakan pemakaman.

“Bahkan ditemukan dekat rumah warga,” ujarnya melalui sambungan telepon.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/