GIANYAR – Krama Gianyar digegerkan dengan temuan dua mayat secara beruntun.
Temuan dua mayat dengan lokasi berbeda, itu pertama terjadi di Banjar Kulu, Kecamatan Tampaksiring pada Senin malam (8/10).
Sedangkan temuan mayat kedua, terjadi di Jalan Raya Sanggingan Banjar Lungsiakan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Selasa (9/10).
Temuan pertama, pada Selasa pukul 11.30, berawal dari kecurigaan putri pemilik kontrakan, Anak Agung Ratih.
Dia mencium bau busuk dan melihat banyak lalat muncul dari kontrakan yang disewa korban Slamet Santoso.
Saksi Agung Ratih sempat mengira itu bangkai tikus, namun setelah didekati, ditemukan korban Slamet Santoso sudah terbaring di lantai.
Posisi korban asal Padalaran, Bandung Barat itu tergeletak di bawah kolong dipan tempat pijat.
Saat ditemukan, korban yang tinggal seorang diri itu mengenaskan. Mayat membusuk dengan warna kulit menghitam.
Mengenakan baju kaos hijau dan celana pendek, dari tubuhnya sudah mengeluarkan cairan.
Temuan itu langsung membuat kaget dan dilaporkan ke orang tuanya, Anak Agung Gede Oka.
Pemilik kontrakan mengaku melihat korban terakhir kali pada Sabtu lalu (6/10).
Tukang pijat yang mengontrak sejak 1 tahun lalu itu sempat terlihat berolahraga di selatan museum Neka.
“Diduga korban meninggal akibat sakit, gula,” ujar Kapolsek Ubud, Kompol Raka Sugita.
Sedangkan temuan mayat kedua, yakni terjadi di aliran irigasi subak Kulu, di Banjar Kulu, Desa/Kec Tampaksiring pada Senin (8/10) pukul 19.00.
Korban I Nyoman Jeding, 42, warga Banjar Kulu ditemukan terlentang di lokasi kejadian.
Oleh warga yang melihat di lokasi kejadian, korban sempat diangkat bahkan dilarikan ke Klinik Ana Tampaksiring.
Namun korban dinyatakan meninggal dunia. Tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban.
Kapolsek Tampaksiring, AKP Made Tama, menyatakan korban mengidap penyakit. “Sudah lama terkena epilepsi,” ujar Tama.
Pihak keluarga korban telah mengiklaskan kepergian korban