32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:29 PM WIB

Tiga Kecamatan di Tabanan Alami Kekeringan, Waktunya Tanam Palawija

TABANAN – Musim kemarau tidak hanya berdampak pada volume air di bendungan Telaga Tunjung, Desa Timpag, Kerambitan, tapi juga berdampak pada ratusan hektare tanaman padi dan tanaman lainnya di Tabanan.

Berdasar data Dinas Pertanian (Distan) Tabanan, sebanyak 205 hektare lahan pertanian yang terancam mengalami kekeringan.

Kekeringan tersebut berada di tiga kecamatan yakni Selemadeg Timur dengan luas sebanyak 25 hektar sawah, Penebel 48 hektar dan Kerambitan seluas 132 hektar.

Kepala Bidang Peningkatan Produksi dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan, Wayan Suandra menyatakan Tabanan yang dilanda musim kemarau hampir terjadi setiap tahun.

Tetapi untuk menghindari gagal panen dan kekurangan air pada tanaman, para petani semestinya sudah beralih menanam tanaman palawija, karena tanaman tersebut dipastikan kuat dengan gempuran musim kemarau.

“Di Tabanan memang sempat turun hujan beberapa kali, sehingga ada beberapa petani yang memutuskan untuk menanam padi.

Namun setelah tanam, hujan tidak turun kembali dan tanaman terancam kering karena kurang air,” ujar Suandra.

Menurut Suandra, sekitar 205 hektar lahan pertanian di yang berada di tiga kecamatan di Tabanan terancam kekurangan air.

Tingkat kekeringan tanaman padi dibagi atas tiga kategori yaitu ringan, sedang, berat hingga puso. Untuk kekeringan ringan standar pengukurannya adalah tingkat kerusakan yang terjadi pada padi kurang dari 25 persen.

Sementara kekeringan sedang tingkat kerusakannya antara 25 persen hingga 50 persen. Jika tingkat kerusakan antara 50 persen hingga 85 persen termasuk kekeringan berat dan dinyatakan Puso jika tingkat kerusakan mencapai lebih dari 85 persen.

“Kami belum tahu kapan musim kemarau ini usai. Tetapi musim hujan diprediksi akan terjadi Bulan November mendatang,” ungkapnya.

Selain karenanya kekurangan air akibat musim kemarau, beberapa subak juga mengalami undur tanam karena adanya perbaikan jaringan irigasi.

Perbaikan ini dilakukan Subak Kesiut Kerambitan seluas 52 hektare dan Subak Benana Penebel seluas 50 hektare. “Perbaikan jaringan irigasi di dua subak hingga Desember,” tandasnya. 

TABANAN – Musim kemarau tidak hanya berdampak pada volume air di bendungan Telaga Tunjung, Desa Timpag, Kerambitan, tapi juga berdampak pada ratusan hektare tanaman padi dan tanaman lainnya di Tabanan.

Berdasar data Dinas Pertanian (Distan) Tabanan, sebanyak 205 hektare lahan pertanian yang terancam mengalami kekeringan.

Kekeringan tersebut berada di tiga kecamatan yakni Selemadeg Timur dengan luas sebanyak 25 hektar sawah, Penebel 48 hektar dan Kerambitan seluas 132 hektar.

Kepala Bidang Peningkatan Produksi dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan, Wayan Suandra menyatakan Tabanan yang dilanda musim kemarau hampir terjadi setiap tahun.

Tetapi untuk menghindari gagal panen dan kekurangan air pada tanaman, para petani semestinya sudah beralih menanam tanaman palawija, karena tanaman tersebut dipastikan kuat dengan gempuran musim kemarau.

“Di Tabanan memang sempat turun hujan beberapa kali, sehingga ada beberapa petani yang memutuskan untuk menanam padi.

Namun setelah tanam, hujan tidak turun kembali dan tanaman terancam kering karena kurang air,” ujar Suandra.

Menurut Suandra, sekitar 205 hektar lahan pertanian di yang berada di tiga kecamatan di Tabanan terancam kekurangan air.

Tingkat kekeringan tanaman padi dibagi atas tiga kategori yaitu ringan, sedang, berat hingga puso. Untuk kekeringan ringan standar pengukurannya adalah tingkat kerusakan yang terjadi pada padi kurang dari 25 persen.

Sementara kekeringan sedang tingkat kerusakannya antara 25 persen hingga 50 persen. Jika tingkat kerusakan antara 50 persen hingga 85 persen termasuk kekeringan berat dan dinyatakan Puso jika tingkat kerusakan mencapai lebih dari 85 persen.

“Kami belum tahu kapan musim kemarau ini usai. Tetapi musim hujan diprediksi akan terjadi Bulan November mendatang,” ungkapnya.

Selain karenanya kekurangan air akibat musim kemarau, beberapa subak juga mengalami undur tanam karena adanya perbaikan jaringan irigasi.

Perbaikan ini dilakukan Subak Kesiut Kerambitan seluas 52 hektare dan Subak Benana Penebel seluas 50 hektare. “Perbaikan jaringan irigasi di dua subak hingga Desember,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/