25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:27 AM WIB

Waspada! Sepekan, Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem dan Badai..

DENPASAR-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menengarai adanya potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Bali.

Bahkan sesuai siaran persnya, cuaca ekstrem dengan berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi, itu akan terjadi selama sepekan mendatang mulai tanggal 23-30 Januari 2019.

Seperti disampaikan Deputi Bidang Meteorologi, BMKG Pusat Drs. R. Mulyono R. Prabowo M.Sc, Selasa (22/1).

Menurutnya, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, terpantau masih terdapat aliran massa udara basah dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Jawa, kalimantan, Bali, NTB hingga NTT.

Selain itu, masih kuatnya monsun dingin Asia beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi.

Lebih lanjut, masih dalam siaran pers-nya, dari pantuan pergerakan angin, BMKG juga mendeteksi adanya daerah pertemuan angin yang konsisten dalam beberapa hari terakhir memanjang dari wilayah Sumatera bagian Selatan, Laut Jawa, Jawa Timur, Bali, hingga NTB dan NTT.

“Secara khusus, BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta tengah memonitor adanya tiga bibit badai tropis di dekat wilayah Indonesia,”terangnya.

Salah satu bibit siklon yang saat ini berada di Laut Timor ( 94S), itu lanjutnya akan berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam 3 hari kedepan dan mengakibatkan potensi cuaca ekstrem berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot terjadi di wilayah Indonesia

Adapun sejumlah wilayah yang memiliki potensi cuaca ekstrem itu, seperti Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,  Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Untuk itu dengan adanya potensi cuaca ekstrem, BMKG kembali menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga dalam menghadapi periode puncak musim hujan 2019.

“Khususnya akan dampak dari curah hujan tinggi yang akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang yang meningkat pada akhir Januari 2019,”tukasnya. 

DENPASAR-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menengarai adanya potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Bali.

Bahkan sesuai siaran persnya, cuaca ekstrem dengan berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi, itu akan terjadi selama sepekan mendatang mulai tanggal 23-30 Januari 2019.

Seperti disampaikan Deputi Bidang Meteorologi, BMKG Pusat Drs. R. Mulyono R. Prabowo M.Sc, Selasa (22/1).

Menurutnya, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, terpantau masih terdapat aliran massa udara basah dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Jawa, kalimantan, Bali, NTB hingga NTT.

Selain itu, masih kuatnya monsun dingin Asia beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi.

Lebih lanjut, masih dalam siaran pers-nya, dari pantuan pergerakan angin, BMKG juga mendeteksi adanya daerah pertemuan angin yang konsisten dalam beberapa hari terakhir memanjang dari wilayah Sumatera bagian Selatan, Laut Jawa, Jawa Timur, Bali, hingga NTB dan NTT.

“Secara khusus, BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta tengah memonitor adanya tiga bibit badai tropis di dekat wilayah Indonesia,”terangnya.

Salah satu bibit siklon yang saat ini berada di Laut Timor ( 94S), itu lanjutnya akan berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam 3 hari kedepan dan mengakibatkan potensi cuaca ekstrem berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot terjadi di wilayah Indonesia

Adapun sejumlah wilayah yang memiliki potensi cuaca ekstrem itu, seperti Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,  Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Untuk itu dengan adanya potensi cuaca ekstrem, BMKG kembali menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga dalam menghadapi periode puncak musim hujan 2019.

“Khususnya akan dampak dari curah hujan tinggi yang akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang yang meningkat pada akhir Januari 2019,”tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/