TABANAN – Cuaca buruk yang melanda wilayah pesisir pantai selatan Tabanan membuat sejumlah nelayan tak berani melaut.
Hampir dua hari sudah jukung para nelayan parkir di daratan. Imbasnya membuat pendapatan nelayan menurun.
Sejumlah nelayan di Pantai Pasut, Banjar Pasut, Desa Tibu Biu, Kerambitan, Tabanan, Rabu (23/1) kemarin mengisi hari-hari dengan dengan memancing di pinggir pantai.
Ada juga yang melakukan perbaikan peralatan untuk penangkap ikan. Salah satu nelayan setempat, I Nyoman Ginawa, 55 mengungkapkan, kondisi cuaca buruk sudah sejak dua hari lalu.
Dengan gelombang laut tinggi dan angin kencang. Kalau gelombang laut sekitar 2 meter sampai 5 meter. Sehingga para nelayan disini harus menghentikan sementara aktivitas melaut.
“Senin (21/) lalu kami tidak berani melaut karena kondisinya tidak memungkinkan. Kami cari aman saja,” ujar Nyoman Ginawa.
Sembari menunggu gelombang normal kembali, kata dia, nelayan di Pantai Pasut melakukan aktivitas memperbaiki peralatan melaut yakni jaring ikan dan beberapa alat lainnya.
Kalau nelayan yang memiliki sawah bekerja sebagai petani. Namun ada juga yang memancing di daerah pinggir pantai.
“Kami tahu gelombang laut tinggi dan angin kencang selain dikabarkan dari media juga dari. Juga diberitahukan oleh nelayan lainnya.
Kami belum tahu kapan gelombang laut kondisi normal kembali,” ucap pria yang berprofesi sebagai nelayan selama 30 tahun lebih.
Cuaca buruk akhir ini berimbas pada pendapatan nelayan di Pantai Pasut yang menurun.
Sehingga banyak nelayan Pantai Pasut yang berjumlah sekitar 50 orang, harus bekerja sampingan dan serambutan sembari menunggu cuaca normal kembali.
Padahal, saat ini sedang musim ikan layur dan lobster.“Kami sebagai nelayan berharap semoga saja kondisi cuaca cepat normal, dan kami bisa melaut kembali,” pungkasnya.