33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:23 PM WIB

Belum Juga Ditemukan, Terungkap Nelayan Suwiana Pernah Dua Kali Hilang

TEJAKULA – Keberadaan Ketut Suwiana, 51, nelayan asal Desa Penuktukan yang dilaporkan hilang Senin (20/5) lalu, hingga kini belum jelas keberadaanya.

Upaya pencarian yang dilakukan kemarin (21/5) belum membuahkan hasil. Rencananya upaya pencarian masih akan dilakukan hingga Senin (27/5) pekan depan.

Pihak keluarga hingga kemarin masih berharap Suwiana bisa ditemukan dalam kondisi selamat. Pihak keluarga kemarin juga berkumpul di sekitar Pantai Penuktukan, memantau proses pencarian yang dilakukan tim SAR.

Menurut salah seorang saksi mata, Gede Citra, 47, dirinya terakhir kali bertemu dengan korban sekitar pukul 11.00 Senin (20/5) siang.

Saat itu Citra tengah melaut bersama Made Ardiaman alias Mamon, 31, yang juga putra dari nelayan hilang Ketut Suwiana.

Menurut Citra, dirinya sempat bertemu dengan Suwiana sekitar pukul 08.00 pagi. Saat itu mereka tengah memancing di rumpon nomor 8, yang ditempuh dengan perjalan selama 2,5 jam arah utara Pantai Penuktukan.

Sekitar jam 11.00, Suwiana pamit pergi ke arah timur mencari ikan. Pada jam 14.00 siang, Citra bersama Mamon memilih kembali ke tepi. Mereka menempuh perjalanan ke arah barat daya.

Saat di perjalanan antara rumpon tujuh dan delapan, mereka justru bertemu dengan perahu warna hijau dengan nama lambung Bali Oke.

Perahu itu dikenali sebagai milik Suwiana. Keduanya pun langsung kalut, karena tak melihat Suwiana. Citra kemudian melompat ke perahu milik Suwiana.

Ternyata pemiliknya tidak ada di sana. Mesin perahu juga dalam kondisi mati, terombang-ambing di tengah laut.

Sedangkan Mamon pergi ke rumpon nomor tujuh, karena menduga ayahnya ada di sana. Pencarian di rumpon rupanya tak membuahkan hasil.

Mereka sempat berinisiatif melakukan pencarian hingga pukul 15.30 sore. Karena pasokan bahan bakar menipis, keduanya memutuskan kembali ke tepi dan melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.

“Biasanya saya memang ke tengah (melaut, Red) dengan Pak Suwiana ini. Terakhir saya pergi sama dia tanggal 15. Setelah itu istirahat karena mau purnama.

Kemarin ini saya pergi sama anaknya. Kalau normal biasanya berangkat jam 03.00 pagi, sampai rumah jam 16.00 sore, atau paling lambat jam 19.00 malam,” kata Citra.

Sementara itu pihak keluarga meyakini korban masih hidup, meski terombang-ambing di tengah laut. Keyakinan itu didapat setelah keluarga meminta petunjuk pada paranormal yang ada di Kintamani.

Selain itu keluarga juga yakin, sebab ini bukan musibah pertama yang dialami oleh korban. Konon sekitar 11 tahun lalu, korban juga sempat hilang selama dua pekan setelah melaut.

Saat itu Suwiana disebut terombang-ambing di tengah laut selama 5 hari dan terdampar di wilayah Sulawesi. Belakangan korban kembali ke rumah dalam kondisi selamat.

“Makanya kami keluarga juga yakin beliau selamat. Mudah-mudahan mertua saya bisa segera ditemukan,” ujar Kadek Rupiantini.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang nelayan asal Desa Penuktukan dilaporkan hilang pada Senin (20/5) lalu.

Ketut Suwiana asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Penuktukan, disebut melaut pada pukul 03.00 dini hari.

Belakangan perahu korban ditemukan terombang-ambing di tengah laut dalam kondisi mesin mati dan tanpa awak. Perahu itu ditarik ke tepi pantai, dan dilaporkan pada aparat kepolisian.

TEJAKULA – Keberadaan Ketut Suwiana, 51, nelayan asal Desa Penuktukan yang dilaporkan hilang Senin (20/5) lalu, hingga kini belum jelas keberadaanya.

Upaya pencarian yang dilakukan kemarin (21/5) belum membuahkan hasil. Rencananya upaya pencarian masih akan dilakukan hingga Senin (27/5) pekan depan.

Pihak keluarga hingga kemarin masih berharap Suwiana bisa ditemukan dalam kondisi selamat. Pihak keluarga kemarin juga berkumpul di sekitar Pantai Penuktukan, memantau proses pencarian yang dilakukan tim SAR.

Menurut salah seorang saksi mata, Gede Citra, 47, dirinya terakhir kali bertemu dengan korban sekitar pukul 11.00 Senin (20/5) siang.

Saat itu Citra tengah melaut bersama Made Ardiaman alias Mamon, 31, yang juga putra dari nelayan hilang Ketut Suwiana.

Menurut Citra, dirinya sempat bertemu dengan Suwiana sekitar pukul 08.00 pagi. Saat itu mereka tengah memancing di rumpon nomor 8, yang ditempuh dengan perjalan selama 2,5 jam arah utara Pantai Penuktukan.

Sekitar jam 11.00, Suwiana pamit pergi ke arah timur mencari ikan. Pada jam 14.00 siang, Citra bersama Mamon memilih kembali ke tepi. Mereka menempuh perjalanan ke arah barat daya.

Saat di perjalanan antara rumpon tujuh dan delapan, mereka justru bertemu dengan perahu warna hijau dengan nama lambung Bali Oke.

Perahu itu dikenali sebagai milik Suwiana. Keduanya pun langsung kalut, karena tak melihat Suwiana. Citra kemudian melompat ke perahu milik Suwiana.

Ternyata pemiliknya tidak ada di sana. Mesin perahu juga dalam kondisi mati, terombang-ambing di tengah laut.

Sedangkan Mamon pergi ke rumpon nomor tujuh, karena menduga ayahnya ada di sana. Pencarian di rumpon rupanya tak membuahkan hasil.

Mereka sempat berinisiatif melakukan pencarian hingga pukul 15.30 sore. Karena pasokan bahan bakar menipis, keduanya memutuskan kembali ke tepi dan melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.

“Biasanya saya memang ke tengah (melaut, Red) dengan Pak Suwiana ini. Terakhir saya pergi sama dia tanggal 15. Setelah itu istirahat karena mau purnama.

Kemarin ini saya pergi sama anaknya. Kalau normal biasanya berangkat jam 03.00 pagi, sampai rumah jam 16.00 sore, atau paling lambat jam 19.00 malam,” kata Citra.

Sementara itu pihak keluarga meyakini korban masih hidup, meski terombang-ambing di tengah laut. Keyakinan itu didapat setelah keluarga meminta petunjuk pada paranormal yang ada di Kintamani.

Selain itu keluarga juga yakin, sebab ini bukan musibah pertama yang dialami oleh korban. Konon sekitar 11 tahun lalu, korban juga sempat hilang selama dua pekan setelah melaut.

Saat itu Suwiana disebut terombang-ambing di tengah laut selama 5 hari dan terdampar di wilayah Sulawesi. Belakangan korban kembali ke rumah dalam kondisi selamat.

“Makanya kami keluarga juga yakin beliau selamat. Mudah-mudahan mertua saya bisa segera ditemukan,” ujar Kadek Rupiantini.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang nelayan asal Desa Penuktukan dilaporkan hilang pada Senin (20/5) lalu.

Ketut Suwiana asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Penuktukan, disebut melaut pada pukul 03.00 dini hari.

Belakangan perahu korban ditemukan terombang-ambing di tengah laut dalam kondisi mesin mati dan tanpa awak. Perahu itu ditarik ke tepi pantai, dan dilaporkan pada aparat kepolisian.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/