SINGARAJA – Polisi hingga kemarin masih kesulitan mengungkap motif dibalik kasus pembunuhan Jro Mangku Ketut Nurti Mahayoni, 59, yang tewas ditangan sang suami, Jro Mangku Nyoman Sumerta, 68.
Penyidik Satreskrim Polres Buleleng masih membutuhkan keterangan saksi dan alat bukti sebelum menetapkan Jro Mangku Nyoman Sumerta sebagai tersangka.
Jawa Pos Radar Bali sendiri mencatat ada lima fakta dibalik kematian Jro Mangku Ketut Nurti Mahayoni ditangan suami. Berikut catatannya:
1. Pasangan suami istri yang juga pemangku di merajan keluarga itu sempat cek-cok sebelum akhirnya terjadi aksi pembunuhan. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, pasangan ini sudah sering cek-cok sejak lima tahun terakhir.
2. Korban Jro Mangku Ketut Nurti Mahayoni seringkali keluar rumah tanpa pamit pada suaminya. Sementara suaminya kini sedang dalam kondisi sakit ginjal, sehingga harus cuci darah sepekan sekali.
3. Dipicu pertengkaran yang kerap terjadi, keduanya memutuskan pisah ranjang sejak dua tahun terakhir, meski masih tinggal dalam satu atap.
4. Pagi sebelum tewas ditangan suami, korban pergi dari rumah sekitar pukul 08.00 pagi. Lagi-lagi korban pergi tanpa pamit. Korban kemudian kembali pulang sekitar pukul 15.00 sore. Ketika itu, pelaku sudah menunggu korban di depan rumah. Korban kemudian memarkirkan kendaraannya. Begitu turun dari mobil, pasangan ini terlibat adu mulut. Entah bagaimana istrinya ditusuk pakai pisau temutik.
5. Dalam kondisi berdarah-darah, korban kemudian dilarikan ke RSUD Buleleng. Namun, saat itu keluarga korban kesulitan mencapai Instalasi Gawat Darurat karena akses di Jalan Gajah Mada ditutup untuk upacara adat. Akhirnya korban dibawa ke IGD lewat pintu belakang RSUD. Belum sempat dioperasi, korban dinyatakan meninggal dunia pukul 17.30.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri yang juga pemangku di pura kawitan keluarga, terlibat adu mulut.
Ketegangan itu berujung pada aksi penusukan yang dilakukan Nyoman Sumerta pada istrinya Nurti Mahayoni. Akibatnya korban meninggal karena kehabisan darah saat hendak menjalani operasi di RSUD Buleleng.
Peristiwa berawal saat Nurti Mahayoni pergi tanpa pamit dari rumah, sekitar pukul 08.00 pagi kemarin. Korban sampai di rumah pada pukul 15.00 sore.
Begitu turun dari mobil, korban dan pelaku terlibat adu mulut. Pelaku kemudian menghujamkan pisau ke perut korban sebanyak dua kali, hingga korban tersungkur.