NEGARA – Kabupaten Jembrana masih kekurangan hotel untuk karantina para pekerja migran Indonesia (PMI) yang masih terus berdatangan.
Hingga kemarin, sudah ada tiga hotel digunakan untuk pahlawan devisa ini. Namun, karena jumlah PMI yang datang semakin banyak, Jembrana masih kekurangan banyak kamar untuk isolasi selama 14 hari.
Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha, sejak sepekan terakhir sudah ada 99 orang PMI asal Jembrana yang di karantina di tiga hotel seputaran kota Negara.
Dua hotel milik swasta dengan jumlah kamar yang terbatas. Dari total 602 orang PMI asal Jembrana, masih banyak yang belum datang.
“Kami dari Gugus Tugas kabupaten masih mencari hotel lain untuk karantina,” terangnya didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Made Gede Budhiarta.
Arisantha menegaskan, PMI yang menjalani karantina di hotel sudah menjalani rapid test di bandara dengan hasil negatif.
Jka hasil rapid test positif, PMI ditindaklanjuti oleh Gugus Tugas Provinsi dibawa ke tempat karantina provinsi untuk diambil swab.
Rapid test kedua akan dilakukan 10 hari setelah rapid test pertama. “Satu kali lagi rapid test, untuk memastikan. Setelah 14 hari karantina diperbolehkan pulang,” terangnya.
Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat yang tinggal sekitar hotel yang dijadikan karantina untuk tidak resah, karena PMI yang dikarantina sudah negatif hasil rapid test pertama.
Selama karantina di hotel keluarga juga tidak boleh menjenguk. Arisantha menambahkan, PMI yang menjalani karantina di hotel tidak dipungut biaya.
Hal ini sekaligus untuk membantah isu yang berkembang bahwa PMI yang dikarantina dipungut biaya sebesar Rp 500 ribu selama karantina di hotel.
“Hotel tempat karantina, termasuk kebutuhan makan semua PMI yang di karantina ditanggung pemerintah,” terangnya.