SINGARAJA – Penanganan kasus pembunuhan seorang janda pemilik toko sembako Ni Putu Sekar, 50, warga Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Kubutambahan, belum ada perkembangan yang berarti.
Minimnya saksi yang mengetahui peristiwa tersebut, menyebabkan pihak kepolisian kesulitan mengembangkan kasus.
Kasubbag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya yang dikonfirmasi Minggu (19/7), menyebut hingga kini polisi telah memeriksa 11 orang saksi yang diduga mengetahui peristiwa tersebut.
Para saksi itu tak hanya warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, namun juga yang diduga mengetahui keseharian korban Putu Sekar.
“Saksinya ada dari warga di lingkungan sana, ada juga beberapa yang dari luar (desa). Keterangannya sih masih abu-abu. Belum ada yang mengarah pada tersangka,” kata Iptu Sumarjaya.
Menurutnya kini tim dari Polsek Kubutambahan, terus melakukan pengembangan terhadap kasus tersebut. Terutama untuk mengetahui barang-barang milik korban.
Polisi masih fokus mencari barang-barang milik korban yang mungkin saja hilang dari tempat kejadian maupun dari dalam rumahnya.
“Kami masih lakukan pengembangan apa saja barang korban yang hilang. Karena kan barang-barang korban tidak semua orang yang tahu,” imbuhnya.
Iptu Sumarjaya menyebut kendala terbesar aparat kepolisian yakni minimnya saksi yang mengetahui peristiwa tersebut. Baik itu saksi yang melihat kejadian, maupun saksi sesaat setelah kejadian.
“Kendalanya ya memang seperti di awal. Tidak ada saksi saat kejadian maupun sesaat setelah kejadian. Besar kemungkinan kami akan menambah saksi-saksi.
Kami harap masyarakat yang punya informasi terkait hal ini, kiranya agar menyampaikan informasinya ke polsek atau polres,” katanya lagi.
Sementara itu Kelian Banjar Dinas Dauh Pura I Gede Subrata yang dihubungi terpisah mengungkapkan, pihak keluarga mendiang telah melakukan upacara pitra yadnya pada mendiang Putu Sekar.
“Sudah dilakukan upacara penguburan tiga hari lalu (Kamis, 16/9) di Setra Adat Depaha,” ujar Subrata singkat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ni Putu Sekar, 50, ditemukan tewas bersimbah darah sekitar pukul 16.00 Senin (13/7) pekan lalu. Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh Desak Made Liarmi, 62, salah seorang kerabat mendiang.
Saat itu Liarmi hendak membeli pakan babi di warung milik korban. Saat masuk ke warung, Liarmi tak menemukan sosok Sekar.
Ia pun sempat memanggil-manggil mendiang Sekar, namun tak ada jawab. Saat masuk lebih dalam, saksi Liarmi mendapati jenazah Sekar tergeletak bersimbah darah di samping rak dagangan.
Dari hasil pemeriksaan dokter forensik di RSUD Buleleng, ditemukan luka parah pada bagian kepala dan dahi. Luka-luka itu diduga dipicu kekerasan tumpul.