DENPASAR – Pengamanan ekstra untuk perhelatan Presidensi G20 terus dimaksimalkan. Yang terbaru, tim Gabungan Badan Penanggilangan Teroris (BNPT), Tentara Nasional Indonesia (TNI) Brigade Mobil (Brimob) Polda Bali, menggelar simulasi.
Dalam simulasi, mereka mendatangi Bypass Ngurah Rai Sanur, Depan Hotel Prime Plaza dan Ruko area BNI Sanur, Denpasar Selatan, Kamis (20/10/2022) pukul 09.00.Ternyata tim gabungan ini menjinakan Bom juga sat kimia terdapat di dalam tas.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, sejumlah pasukan TNI Polri terlihat melakukan pengawasan, menggunakan alat pengaman diri dan bersenjata lengkap di akses jalur menuju arah selatan sepanjang simpang Grand Inna Bali Beach (GBB) sampai simpang tiga Jalan Danau Batur. Ternyata ini hanyalah somulasi mengamanan event akbar Presiden G20.
Terutama untuk mengantisipasi ancaman terorisme. Dan diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan TNI, Polri. Pengamanan diawali dengan adanya ancaman bahan kimia yang nampak seperti gas beracun. Bahkan tampak dua orang menjadi korbannya. Petugas yang memakai alat pelindung diri dan peralatan lengkap, lantas melakukan evakuasi terlebih dahulu.
Lalu, mensterilisasi bahan kimia tersebut. Kemudian, kembali muncul ancaman berupa sebuah tas mencurigakan yang diduga berisikan bom. Petugad lalu mensterilkan area dan memindahkan tas memakai robot ke mobil Jihandak untuk selanjutnya menjinakan bom tersebut. Barulah kegiatan diakhiri dengan penyergapan teroris di Ruko area BNI Sanur.
Direktur Pembinaan kemampuan BNPT Brigjenpol Wawan Ridwan mengatakan simulasi ini digelar oleh BNPT untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan. Terutama terhadap ancaman terorisme dalam rangka persiapan pengamanan KTT G-20. Pihaknya bersinergi denhan TNI/Polri dan instansi terkait lainnya.
Unsur yang dilibatkan ini tergabung dari polda Bali itu ada Brimob, Puslabfor, Pusdokes, serta Polresta Denpasar. Kalau TNI ada Batalyon Zeni Tempur, Rider, serta satuan kewilayahan termasuk Pangakalan AL dan Pangkalan Udara. Selain itu ada dari Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran dan instansi terkait, kami laksanakan mulai 17 sampai 20 Oktober, dan tadi simulasi terakhirnya.
Disinggung mengenai apakah memang terdapat indikasi muncul ancaman terorisme saat KTT berlangsung, Wawan mengatakan bahwa ada atau tidaknya indikasi tersebut petugas pengamanan tetap harus mempersiapkan antisipasi. “G20 adalah kegiatan yang sangat besar dan dihadiri berbagai delegasi negara. Sehingga keselamatan yang paling utama,” bebernya, saat ditemui di Lobby Hotel Prime Plaza.
Kabar terkini, pengamanan pada hari-H, akan terbagi menjadi beberapa wilayah ring. Khusus zona 1 yang diisi kepala negara dan delegasi undangan akan dikelola Paspampres. Ring 2 dan 3 akan diisi TNI Polri wilayah hukum setempat maupun dibantu Mabes TNI atau Polri. (andre sula/radar bali)