SEMARAPURA– Sejak dua hari menjelang bulan purnama kemarin, gelombang laut cukup tinggi terjadi di Selat Badung.
Seperti yang terjadi di Pelabuhan Tradisional Monggalan, Desa Kusamba. Dampaknya, aktivitas penyeberangan terganggu.
Jika biasanya melayani sebanyak tujuh kali penyeberangan sehari, kini maksimal hanya empat kali penyeberangan. Itu pun hanya bisa dilakukan sekitar pukul 10.00 Wita ke bawah.
Petugas Pengawas Penyeberangan Pelabuhan Tradisional Monggalan, Safrudin, mengungkapkan, gelombang laut sejak dua hari kemarin memang cukup tinggi.
Gelombang bisa mencapai lima meter dan mulai terjadi pada pukul 10.00 ke atas. Untuk itu, biasanya para nakhoda akan segera melakukan penyeberangan sebelum pukul 10.00.
“Kalau di sini lebih banyak melakukan penyeberangan untuk material bangunan dan bahan kebutuhan pokok lainnya yang biasanya di bawa ke Nusa Lembongan.
Kalau normal itu penyeberangan bisa sampai pukul 14.00. Rata-rata per hari ada tujuh kali kapal yang melakukan penyeberangan,” ujarnya.
Penyeberangan sampai pukul 10.00 itu dilakukan, pasalnya bukan karena ada pembatasan penyeberangan namun memang karena nakhoda sudah sangat tahu kondisi laut.
“Karena tahu kondisi laut, akhirnya sejumlah nakhoda ada yang tidak jadi ke sini untuk menyeberangkan material bangunan. Selain gelombangnya tinggi, arusnya juga kuat,” terangnya.
Dampaknya, mulai terjadi penumpukan barang di pelabuhan tersebut. Bahkan ada pula sejumlah minuman ringan yang akhirnya diletakkan di luar gudang.
“Kami tidak mengeluarkan larangan, hanya mengimbau untuk tetap berhati-hati. Begitupun dengan jumlah muatan kami juga imbau untuk dikurangi sekitar dua ton dari biasanya,” tandasnya.