KUBUTAMBAHAN-Para pengungsi akibat gempa yang terjadi pada Minggu (5/8) lalu, kini mulai mendapat suplai sembako.
Sembako itu baru diperoleh setelah hampir sepekan mereka menanti bantuan dari pemerintah.
Sayangnya belum semua pengungsi mendapatkan bantuan tersebut.
Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, sedikitnya ada 287 kepala keluarga yang terdampak gempa.
Mereka tersebar di beberapa desa. Sebagian besar berada di Desa Pakisan dan Desa Bontihing.
Di Desa Pakisan saja, tercatat ada 247 kepala keluarga yang terdampak. Sementara di Desa Bontihing ada 140 kepala keluarga terdampak.
Kemarin (12/8) tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Dinas Sosial Buleleng, mulai menyuplai bantuan berupa sembako pada para pengungsi.
Bantuan itu diserahkan pada warga di Desa Pakisan dan Bontihing. Hanya saja, jumlah sembako yang disalurkan sangat terbatas.
“Masing-masing (desa) 50 paket sembako. Sementara kami prioritaskan ke korban yang masuk kategori rusak berat dan rusak sedang,” kata Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Sandhiyasa.
Menurut Sandhiyasa, untuk sementara pemerintah akan fokus menyuplai bantuan pada warga di Kecamatan Kubutambahan lebih dulu.
Mengingat jumlah warga terdampak cukup banyak. Sementara untuk di kecamatan lain, akan diprioritaskan bagi warga yang rumahnya mengalami rusak berat.
Sementara untuk warga lainnya yang turut menjadi korban, diminta sabar menunggu.
“Kami masih mengajukan ke provinsi, karena stok kami sangat terbatas.
Terutama beras. Apabila suplai dari provinsi sudah datang, pasti kami segera distribusikan pada warga,” imbuhnya.
Sementara itu Camat Kubutambahan Made Suyasa mengatakan, warga di wilayahnya saat ini sangat membutuhkan bantuan berupa sembako serta tandon air untuk menampung air bersih.
Suyasa mengatakan, sebagian besar warga terdampak, kini memilih bertahan di tenda pengungsian.
“Rumah mereka rusak berat jadi tidak layak huni lagi. Jadi mereka sementara tinggal di tenda darurat, di kebun, di halaman rumah, atau di tempat-tempat yang kosong.
Sekarang ini yang paling urgent bantuan sembako. Karena mereka ini kerjanya hanya jadi buruh tani,” kata Suyasa.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga di Buleleng yang terdampak gempa pada Minggu lalu, hingga kini belum tersentuh bantuan sembako.
Cukup banyak warga yang tinggal di tenda-tenda darurat, karena rumah mereka rusak berat usai digoyang gempa