SINGARAJA – Tim Pemenangan pasangan Joko Widodo-K.H. Ma’ruf Amin memancang target kemenangan 80 persen di Kabupaten Buleleng.
Target itu dianggap realistis, mengingat jumlah kursi partai pengusung di DPRD Buleleng cukup dominan.
Selain itu faktor figure juga diyakini dapat mendongkrak perolehan suara.
Tim Pemenangan Jokowi Ma’ruf sebenarnya baru dibentuk pada Sabtu (15/9) lalu. Untuk di Kabupaten Buleleng, tim pemenangan akan dipimpin oleh Gede Supriatna.
Supriatna sendiri sudah dua kali menjadi jenderal lapangan pada ajang pemilihan.
Sebelumnya Supriatna yang juga Ketua DPRD Buleleng itu memimpin tim pemenangan Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra pada Pilbup Buleleng 2017 lalu.
Saat itu pasangan ini keluar sebagai kampiun. Selain itu ia juga ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Wayan Koster-Cok Ace.
Pasangan ini juga keluar sebagai pemenang.
Saat ditemui di Singaraja, Senin (17/9) siang, Supriatna menyatakan tim pemenangan masih melakukan konsolidasi secara internal.
Dirinya masih menanti Surat Keputusan (SK) dari tim pemenangan tingkat provinsi. Selanjutnya SK itu akan diserahkan pada KPU Buleleng, sehingga pergerakan tim pemenangan sah secara legal formal.
Disinggung soal target, pria yang juga Ketua DPRD Buleleng mengaku siap menerima target yang ditugaskan dan dibebankan pada tim.
Namun dari hitung-hitungan kasar, Supriatna mengaku optimistis pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin bisa menang telak di Buleleng.
Pertimbangan pertama, dari segi perolehan kursi di parlemen, partai pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin sangat dominan.
Tercatat ada 33 kursi yang dikuasai partai pengsung seperti PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, Nasdem, dan PPP. Sementara 12 kursi sisanya, milik Partai Demokrat dan Partai Gerindra.
“Melihat dari kondisi lapangan, sosiologi masyarakat, dan kondisi gabungan partai politik, kami optimistis bisa mencapai angka 80 persen,” kata Supriatna.
Pria yang juga Sekretaris DPC PDIP Buleleng itu justru menyebut, partai-partai yang tak mengusung Jokowi-Ma’ruf akan kesulitan melakukan sosialisasi di masyarakat.
Lantaran sebagian besar masyarakat Bali diklaim merapat ke kubu Jokowi-Ma’ruf.
“Kalau di Bali kan agak susah bagi partai-partai yang nggak dukung Jokowi.
Terutama caleg-calegnya sosialisasi juga susah di masyarakat.
Karena pengamatan saya, masyarakat di Bali dan terutama di Buleleng itu mendukung Jokowi. Makanya nggak usah lah sosialisasi presiden lain di Bali,” ujar Supriatna