33 C
Jakarta
24 November 2024, 14:42 PM WIB

BMKG Bali Ingatkan Puncak Hujan Terjadi di Bulan Januari dan Februari

MANGUPURA  – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 94 persen dari 342 zona musim saat ini telah memasuki puncak musim hujan, termasuk juga Bali.

Prediksi puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021 ini. Masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi datangnya bencana.

Kabid Data dan Informasi Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Imam Faturahman, mengatakan, seperti yang diprediksi pada Oktober 2020, puncak musim hujan di Bali terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021.

Untuk itu perlu diwaspadai terjadinya cuaca ekstrem. “Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan ini,” terang Imam.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis resminya mengatakan, sebagian besar wilayah yang berada pada puncak musim hujan tersebut terutama sebagian Sumatera bagian Selatan,

sebagian besar Jawa, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua.

Puncak musim hujan di wilayah tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021. “Pada periode musim hujan dan puncak

musim hujan ini juga sering terjadi peristiwa cuaca ekstrem dengan curah hujan kategori tinggi dan sangat tinggi, ” bebernya.

Begitu juga Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, peningkatan trend curah hujan ekstrem ini selain dipicu oleh fenomena dan/atau gangguan skala iklim, dikaitkan juga sebagai dampak perubahan iklim.

Kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Ditambah kombinasi antara MJO, gelombang Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency di wilayah dan periode yang sama yakni di Laut China Selatan,

Samudera Pasifik utara Papua, Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan NTT, sebagian besar Jawa, Bali, NTT bagian barat, Laut Bali, Laut Sumbawa.

“Hal ini mampu meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut, ” pungkasnya. 

MANGUPURA  – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 94 persen dari 342 zona musim saat ini telah memasuki puncak musim hujan, termasuk juga Bali.

Prediksi puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021 ini. Masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi datangnya bencana.

Kabid Data dan Informasi Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Imam Faturahman, mengatakan, seperti yang diprediksi pada Oktober 2020, puncak musim hujan di Bali terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021.

Untuk itu perlu diwaspadai terjadinya cuaca ekstrem. “Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan ini,” terang Imam.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis resminya mengatakan, sebagian besar wilayah yang berada pada puncak musim hujan tersebut terutama sebagian Sumatera bagian Selatan,

sebagian besar Jawa, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua.

Puncak musim hujan di wilayah tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021. “Pada periode musim hujan dan puncak

musim hujan ini juga sering terjadi peristiwa cuaca ekstrem dengan curah hujan kategori tinggi dan sangat tinggi, ” bebernya.

Begitu juga Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, peningkatan trend curah hujan ekstrem ini selain dipicu oleh fenomena dan/atau gangguan skala iklim, dikaitkan juga sebagai dampak perubahan iklim.

Kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Ditambah kombinasi antara MJO, gelombang Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency di wilayah dan periode yang sama yakni di Laut China Selatan,

Samudera Pasifik utara Papua, Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan NTT, sebagian besar Jawa, Bali, NTT bagian barat, Laut Bali, Laut Sumbawa.

“Hal ini mampu meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut, ” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/