DENPASAR – Kendati sempat diwarnai aksi demonstrasi warga Sanur pada acara soft opening akhir tahun lalu, RS Bali Mandara kini banyak diburu pasien.
Selain ditunjang tenaga ahli mumpuni, RS pelat merah itu juga banyak memiliki peralatan medis cukup canggih.
Namun, DPRD Bali berharap Pemprov Bali bisa menaikkan status RS Bali Mandara menjadi tipe B plus.
“Kalau aturan sudah ada dan memenuhi untuk naik kelas, kenapa tidak? Kami sangat mendukung jika RS Bali Mandara naik kelas,” ujar Wakil Ketua DPRD Bali, I Nyoman Sugawa Korry.
Politisi Golkar itu berharap RS Bali Mandara juga bisa konsentrasi menjadi rumah sakit yang menangani kanker termodern di Indonesia bagian Tengah dan Timur.
Jika hal itu bisa diwujudkan, maka RS Bali Mandara menjadi rumah sakit rujukan di Indonesia Timur (IT) sangat bisa dicapai.
Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Bali, I Nyoman Tirtawan mengungkapkan, kenaikan status itu bisa diperoleh dengan cara membentuk peraturan daerah (Perda) baru.
“Pembentukan aturan ini harus segera dilakukan sehingga RS Bali Mandara bisa naik kelas,” ujarnya.
Menurut Tirtawan, bila Pemprov Bali bisa mengatrol status RS Bali Mandara maka akan ada sejumlah keuntungan yang didapat.
Di antaranya bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah pusat sebesar 50 persen dari biaya operasional rumah sakit yang dikeluarkan oleh Pemprov Bali.
Sebab, selama ini semua biaya operasional RS Bali Mandara disubsidi oleh Pemprov Bali. Dengan adanya bantuan dari pusat maka bisa dilakukan efisiensi anggaran.
“Anggaran yang biasa digunakan membantu operasional RS Bali Mandara bisa digunakan untuk program yang lain,” papar politikus asal Buleleng itu.
RS Bali Mandara juga diharapkan menjadi rujukan semua rumah sakit di Bali termasuk dari Indonesia Timur. Potensi untuk menjadi rujukan dari wilayah Indonesia Timur sangat terbuka.
Sebab, letak yang strategis RS Bali Mandara juga dilengkapi dengan fasilitas seperti layanan khusus jantung dan penyakit lainnya.
