33.5 C
Jakarta
26 April 2024, 15:45 PM WIB

Badung Tanggung Biaya Darat, Siapkan Dana Cadangan Erupsi

DENPASAR – Pemkab Badung dan pihak terkait rupanya telah belajar banyak dari erupsi Gunung Agung yang terjadi akhir tahun lalu.

Saat Gunung Agung kembali “batuk” dua hari lalu Pemkab Badung menggratiskan biaya bus untuk pengalihan penumpang pesawat ke bandara terdekat melalui jalur darat.

Penumpang pesawat berbagai tujuan yang sudah mendapatkan tiket langsung namun gagal terbang dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, dan Bandara Soekarno – Hatta, Jakarta.

Total ada 14 bus yang mengangkut 508 penumpang ke Surabaya, dan 3 bus mengangkut 135 penumpang ke Jakarta.

“Biaya penumpang bus ke Surabaya dan Jakarta kami ambilkan dari dana rencana mitigasi bencana dalam APBD,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Badung I Made Badra kepada Jawa Pos Radar Bali.

Lebih lanjut dijelaskan Badra, dana untuk satu orang penumpang yang dibawa ke Surabaya Rp 300 ribu. Sedangkan penumpang ke Jakarta dianggarkan Rp 600 ribu.

Jika ditotal, maka Pemkab Badung mengeluarkan dana Rp 233 juta lebih. Penumpang yang ke Surabaya mendapat jatah makan satu kali. Sementara penumpang ke Jakarta mendapat jatah dua kali makan.

“Setiap bus sudah kami beri DP (down payment) sebesar Rp 5 juta. Nanti pelunasannya kalau sudah ada surat pertanggungjawaban,” imbuh pejabat asal Kuta itu. 

Tidak hanya sebatas mengantarkan ke Surabaya dan Jakarta melalui jalur darat, penumpang yang sudah memegang tiket tidak perlu lagi chek in ulang karena sudah chek in di Bandara Ngurah Rai.

Pihak airlines atau maskapai sudah menghubungkan dengan bandara di Surabaya dan Jakarta. “Artinya penumpang nanti tinggal masuk pesawat di Surabaya dan Jakarta,” paparnya.

Nah, agar penumpang tidak membeludak di bandara, pemerintah meminta pihak hotel tidak membiarkan penumpang menuju bandara.

Sambil menunggu bandara buka, tamu tetap berada di hotel. Pihak hotel juga dilarang memungut biaya bagi tamu yang memperpanjang waktu menginap karena bandara tutup.

“Itu semua (jalur darat dan hotel gratis) adalah bentuk pelayanan terbaik kami di Bali,” tuturnya.

Badra menegaskan, Pemkab Badung, Pemprov Bali, maskapai, bersama pihak terakit lainnya sudah berkomitmen memberikan pelayanan terbaik jika sewaktu-waktu bandara ditutup akibat erupsi Gunung Agung.

Khusus Pemkab Badung sudah menyiapkan dana cadangan yang bisa dikeluarkan mendadak jika ada bencana erupsi.

Pencairan dana juga cepat hanya dengan menggunakan adanya surat keterangan dari lembaga terkait.

Ditanya besaran dana, Badra menyebut dana cadangan tidak diplot khusus. Dana bisa diambil setiap saat dari dana tak terduga di APBD.

Yang menggembirakan, setelah Bandara Ngurah Rai kembali dibuka, jumlah kedatangan tamu langsung mengalir deras.

Kedatangan orang asing sudah tercatat 8.000 orang, sedangkan domestik sekitar 7.000 orang.

Jumlah tersebut sudah sepertiga dari jumlah kedatangan saat normal berkisar 18 ribu – 20 ribu orang setiap hari.

“Nggak usah khawatir datang ke Bali. Kami sangat menjaga dan memberikan pelayanan terbaik” tukas mantan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan itu.

Di lain bagian, penutupan bandara belum mempengaruhi kondisi Terminal Mengwi secara signifikan. Penumpang yang datang ke terminal terbesar di Bali, itu naik tipis alias tidak terlalu ramai.

“Terminal Mengwi masih normal. Belum ada pengaruh signifikan akibat penutupan bandara,” terang Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Badung AAN Rai Yuda Darma.

DENPASAR – Pemkab Badung dan pihak terkait rupanya telah belajar banyak dari erupsi Gunung Agung yang terjadi akhir tahun lalu.

Saat Gunung Agung kembali “batuk” dua hari lalu Pemkab Badung menggratiskan biaya bus untuk pengalihan penumpang pesawat ke bandara terdekat melalui jalur darat.

Penumpang pesawat berbagai tujuan yang sudah mendapatkan tiket langsung namun gagal terbang dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, dan Bandara Soekarno – Hatta, Jakarta.

Total ada 14 bus yang mengangkut 508 penumpang ke Surabaya, dan 3 bus mengangkut 135 penumpang ke Jakarta.

“Biaya penumpang bus ke Surabaya dan Jakarta kami ambilkan dari dana rencana mitigasi bencana dalam APBD,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Badung I Made Badra kepada Jawa Pos Radar Bali.

Lebih lanjut dijelaskan Badra, dana untuk satu orang penumpang yang dibawa ke Surabaya Rp 300 ribu. Sedangkan penumpang ke Jakarta dianggarkan Rp 600 ribu.

Jika ditotal, maka Pemkab Badung mengeluarkan dana Rp 233 juta lebih. Penumpang yang ke Surabaya mendapat jatah makan satu kali. Sementara penumpang ke Jakarta mendapat jatah dua kali makan.

“Setiap bus sudah kami beri DP (down payment) sebesar Rp 5 juta. Nanti pelunasannya kalau sudah ada surat pertanggungjawaban,” imbuh pejabat asal Kuta itu. 

Tidak hanya sebatas mengantarkan ke Surabaya dan Jakarta melalui jalur darat, penumpang yang sudah memegang tiket tidak perlu lagi chek in ulang karena sudah chek in di Bandara Ngurah Rai.

Pihak airlines atau maskapai sudah menghubungkan dengan bandara di Surabaya dan Jakarta. “Artinya penumpang nanti tinggal masuk pesawat di Surabaya dan Jakarta,” paparnya.

Nah, agar penumpang tidak membeludak di bandara, pemerintah meminta pihak hotel tidak membiarkan penumpang menuju bandara.

Sambil menunggu bandara buka, tamu tetap berada di hotel. Pihak hotel juga dilarang memungut biaya bagi tamu yang memperpanjang waktu menginap karena bandara tutup.

“Itu semua (jalur darat dan hotel gratis) adalah bentuk pelayanan terbaik kami di Bali,” tuturnya.

Badra menegaskan, Pemkab Badung, Pemprov Bali, maskapai, bersama pihak terakit lainnya sudah berkomitmen memberikan pelayanan terbaik jika sewaktu-waktu bandara ditutup akibat erupsi Gunung Agung.

Khusus Pemkab Badung sudah menyiapkan dana cadangan yang bisa dikeluarkan mendadak jika ada bencana erupsi.

Pencairan dana juga cepat hanya dengan menggunakan adanya surat keterangan dari lembaga terkait.

Ditanya besaran dana, Badra menyebut dana cadangan tidak diplot khusus. Dana bisa diambil setiap saat dari dana tak terduga di APBD.

Yang menggembirakan, setelah Bandara Ngurah Rai kembali dibuka, jumlah kedatangan tamu langsung mengalir deras.

Kedatangan orang asing sudah tercatat 8.000 orang, sedangkan domestik sekitar 7.000 orang.

Jumlah tersebut sudah sepertiga dari jumlah kedatangan saat normal berkisar 18 ribu – 20 ribu orang setiap hari.

“Nggak usah khawatir datang ke Bali. Kami sangat menjaga dan memberikan pelayanan terbaik” tukas mantan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan itu.

Di lain bagian, penutupan bandara belum mempengaruhi kondisi Terminal Mengwi secara signifikan. Penumpang yang datang ke terminal terbesar di Bali, itu naik tipis alias tidak terlalu ramai.

“Terminal Mengwi masih normal. Belum ada pengaruh signifikan akibat penutupan bandara,” terang Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Badung AAN Rai Yuda Darma.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/