29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:29 AM WIB

Pohon Tumbang Pagi Buta, Korban Tak Sadar Hampir Peluk Batang Pohon

DENPASAR – Musibah pohon tumbang saat musim hujan seperti sekarang belum juga berhenti. Seperti yang terjadi kemarin.

Pohon kepuh berdiameter kurang lebih 1.5 meter tumbang di Jalan Gumitir, Gang Taman, Kesiman Kertalangu, Denpasar.

Saat tumbang, pohon itu menimpa lima rumah, dua di antaranya hancur. Beruntung, 10 orang yang berada di dalam dua rumah yang hancur tersebut selamat dan hanya mengalami luka ringan.

Rumah yang hancur pertama milik Wayan Suartana asal Yeh Poh, Manggis, Karangasem yang baru tinggal dua tahun. 

Suartana tinggal bersama  istrinya Ketut Restiniasih, adiknya Nyoman Sudana, serta dua orang anaknya yakni Suryanata, dan Candra Wijaya. 

Sedangkan rumah kedua yang hancur dan berdekatan dengan rumah Suartana yakni rumah milik Wayan Pasek.  Di dalam rumah Pasek tinggal lima orang. 

Wayan Suartana menceritakan bahwa mereka sedang tidur terlelap, membuatnya tak mengetahui kejadiannya.

Tiba-tiba terbangun pohon sudah jatuh dan mereka terjebak di rumahnya yang telah hancur.  “Saya tidur waktu itu. Tiba-tiba sudah jatuh. Saya terjebak di dalam,” katanya.

 Ia mengaku berusaha menyelamatkan keluarganya yang ada di dalam reruntuhan. Setelah 15 menit berjuang, barulah ia bisa keluar dari reruntuhan bersama keluarganya.

“Barang elektronik rusak semua, motor tiga juga rusak,” imbuhnya. Disinggung  kerugian akibat kejadian ini, dia memprediksi sekitar Rp 150 juta. 

Di lain sisi, Ketut Restiniasih mengalami luka di lengan kirinya sehingga harus dijarit. Bahkan, tangannya dijarit.

Ia menceritakan sebelum tidur, dia memang mendengar ada suara dari pohon kepuh, namun ia mengira itu adalah buah kepuh yang jatuh.

“Ada suara-suara krepet-krepet, saya kira buah kepuh yang jatuh, tapi agak aneh,” katanya. Tak dihiraukan, Resti memilih  tidur kembali dan kemudian dirinya mendapati batang pohon  di sampingnya. 

Dahan pohon yang besar ada di atas kasurnya. Ketut pun  syok dan mencoba untuk segera menyelematkan anaknya. 

“Saya berusaha tutupin anak biar tidak kena reruntuhan. Adik suami gendong anak saya satu, sekarang badan saya masih sakit. Biasanya di sini tinggal berempat, namun karena adik suami kerja di sini, dia nginep di sini,” katanya.

 Ia pun berusaha keluar melalui celah bangunan. Selain dirinya, adik suaminya, Nyoman Sudana juga mengalami luka ringan pada dahinya.

Sementara untuk anak dan suaminya hanya mengalami luka-luka gores ringan. Pemilik rumah yang hancur lainnya, Wayan Pasek mengaku dirinya baru 15 menit tidur saat pohon tersebut tumbang.

Setelah itu, dia  pun panik mencari cucunya, karena dua cucunya tidur di kamar lain dan yang bersama dirinya hanyalah istri dan satu cucu lelakinya.

Karena keadaan panik dan lampu mati, Pasek terluka pahanya harus dijarit  sebanyak 12 jaritan di RS Dharma Yadnya.

 “Ini kena seng atap rumah, karena saat itu panik, lampu mati, debu banyak saya nyari cucu saya,” katanya. Selain rumahnya yang hancur, lima sepeda motor miliknya juga tertimpa pohon tumbang.

 “Untung jatuhnya pohon itu tidak langsung jatuh. Kalau langsung jatuh semua meninggal,” tukasnya.

DENPASAR – Musibah pohon tumbang saat musim hujan seperti sekarang belum juga berhenti. Seperti yang terjadi kemarin.

Pohon kepuh berdiameter kurang lebih 1.5 meter tumbang di Jalan Gumitir, Gang Taman, Kesiman Kertalangu, Denpasar.

Saat tumbang, pohon itu menimpa lima rumah, dua di antaranya hancur. Beruntung, 10 orang yang berada di dalam dua rumah yang hancur tersebut selamat dan hanya mengalami luka ringan.

Rumah yang hancur pertama milik Wayan Suartana asal Yeh Poh, Manggis, Karangasem yang baru tinggal dua tahun. 

Suartana tinggal bersama  istrinya Ketut Restiniasih, adiknya Nyoman Sudana, serta dua orang anaknya yakni Suryanata, dan Candra Wijaya. 

Sedangkan rumah kedua yang hancur dan berdekatan dengan rumah Suartana yakni rumah milik Wayan Pasek.  Di dalam rumah Pasek tinggal lima orang. 

Wayan Suartana menceritakan bahwa mereka sedang tidur terlelap, membuatnya tak mengetahui kejadiannya.

Tiba-tiba terbangun pohon sudah jatuh dan mereka terjebak di rumahnya yang telah hancur.  “Saya tidur waktu itu. Tiba-tiba sudah jatuh. Saya terjebak di dalam,” katanya.

 Ia mengaku berusaha menyelamatkan keluarganya yang ada di dalam reruntuhan. Setelah 15 menit berjuang, barulah ia bisa keluar dari reruntuhan bersama keluarganya.

“Barang elektronik rusak semua, motor tiga juga rusak,” imbuhnya. Disinggung  kerugian akibat kejadian ini, dia memprediksi sekitar Rp 150 juta. 

Di lain sisi, Ketut Restiniasih mengalami luka di lengan kirinya sehingga harus dijarit. Bahkan, tangannya dijarit.

Ia menceritakan sebelum tidur, dia memang mendengar ada suara dari pohon kepuh, namun ia mengira itu adalah buah kepuh yang jatuh.

“Ada suara-suara krepet-krepet, saya kira buah kepuh yang jatuh, tapi agak aneh,” katanya. Tak dihiraukan, Resti memilih  tidur kembali dan kemudian dirinya mendapati batang pohon  di sampingnya. 

Dahan pohon yang besar ada di atas kasurnya. Ketut pun  syok dan mencoba untuk segera menyelematkan anaknya. 

“Saya berusaha tutupin anak biar tidak kena reruntuhan. Adik suami gendong anak saya satu, sekarang badan saya masih sakit. Biasanya di sini tinggal berempat, namun karena adik suami kerja di sini, dia nginep di sini,” katanya.

 Ia pun berusaha keluar melalui celah bangunan. Selain dirinya, adik suaminya, Nyoman Sudana juga mengalami luka ringan pada dahinya.

Sementara untuk anak dan suaminya hanya mengalami luka-luka gores ringan. Pemilik rumah yang hancur lainnya, Wayan Pasek mengaku dirinya baru 15 menit tidur saat pohon tersebut tumbang.

Setelah itu, dia  pun panik mencari cucunya, karena dua cucunya tidur di kamar lain dan yang bersama dirinya hanyalah istri dan satu cucu lelakinya.

Karena keadaan panik dan lampu mati, Pasek terluka pahanya harus dijarit  sebanyak 12 jaritan di RS Dharma Yadnya.

 “Ini kena seng atap rumah, karena saat itu panik, lampu mati, debu banyak saya nyari cucu saya,” katanya. Selain rumahnya yang hancur, lima sepeda motor miliknya juga tertimpa pohon tumbang.

 “Untung jatuhnya pohon itu tidak langsung jatuh. Kalau langsung jatuh semua meninggal,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/