32.5 C
Jakarta
19 April 2024, 17:13 PM WIB

Duh, Fokus S1, Badung Stop Sementara Beasiswa S2-23 Keluar Negeri

MANGUPURA – Pemerintah Kabupaten Badung telah menggulirkan program beasiswa keluar negeri sejak beberapa tahun lalu.

Namun, khusus tahun ini, beasiswa keluar negeri ditiadakan. Alasannya karena Pemkab Badung memilih fokus untuk membiayai 20 mahasiswa S1 yang sudah diberangkatkan pada tahun 2018 lalu.

Padahal, program beasiswa telah dibuka pada tahun 2019. Namun, tidak untuk mahasiswa S1 seperti tahun sebelumnya, melainkan mahasiswa S2 dan S3. 

Program ini akan diberikan kepada lima orang saja. Nah, bagi peserta yang terpilih, seluruh biaya selama menempuh pendidikan bakal ditanggung oleh Pemkab Badung.

Per orang dianggarkan Rp 1,1 miliar per tahun. Secara umum, persyaratan penerima program beasiswa S2 dan S3 keluar negeri tidak jauh berbeda dengan penerima program beasiswa S1.

Antara lain harus  warga Badung, yang dibuktikan dengan KTP dan KK. Penerima beasiswa bebas memilih negara yang dituju.

Sepanjang yang bersangkutan bersungguh-sungguh kuliah dan setelah tamat siap mengabdikan ilmunya untuk Pemerintah Kabupaten Badung. 

Tapi, dalam perjalanan akibat akibat keterbatasan anggaran, program beasiswa ke luar negeri untuk tahun ini ditiadakan.

Menurut rencana program ini kembali dibuka pada tahun 2020 mendatang. “Mudah-mudahan ada anggaran, sehingga para tahun 2020 mendatang kembali kami buka

beasiswa keluar negeri khusus S2 dan S3,” terang Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung I Ketut Widia Astika.

Pihaknya berdalih, bahwa saat ini fokus terhadap program prioritas dan memilih fokus untuk membiayai 20 mahasiswa S1 yang telah diberangkatkan tahun 2018.

Beasiswa itu sepenuhnya ditanggung oleh Pemkab Badung. Per orang diberikan tanggungan maksimal sebesar Rp 500 juta per tahun. 

“Bukan berarti pendidikan tidak penting, pendidikan penting. Tapi karena keterbatasan anggaran juga, maka program prioritas lainnya didahulukan. 

Kita fokus biaya pendidikan 20 orang itu dulu. Mereka kan juga butuh biaya,” terang birokrat asal Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara ini. 

MANGUPURA – Pemerintah Kabupaten Badung telah menggulirkan program beasiswa keluar negeri sejak beberapa tahun lalu.

Namun, khusus tahun ini, beasiswa keluar negeri ditiadakan. Alasannya karena Pemkab Badung memilih fokus untuk membiayai 20 mahasiswa S1 yang sudah diberangkatkan pada tahun 2018 lalu.

Padahal, program beasiswa telah dibuka pada tahun 2019. Namun, tidak untuk mahasiswa S1 seperti tahun sebelumnya, melainkan mahasiswa S2 dan S3. 

Program ini akan diberikan kepada lima orang saja. Nah, bagi peserta yang terpilih, seluruh biaya selama menempuh pendidikan bakal ditanggung oleh Pemkab Badung.

Per orang dianggarkan Rp 1,1 miliar per tahun. Secara umum, persyaratan penerima program beasiswa S2 dan S3 keluar negeri tidak jauh berbeda dengan penerima program beasiswa S1.

Antara lain harus  warga Badung, yang dibuktikan dengan KTP dan KK. Penerima beasiswa bebas memilih negara yang dituju.

Sepanjang yang bersangkutan bersungguh-sungguh kuliah dan setelah tamat siap mengabdikan ilmunya untuk Pemerintah Kabupaten Badung. 

Tapi, dalam perjalanan akibat akibat keterbatasan anggaran, program beasiswa ke luar negeri untuk tahun ini ditiadakan.

Menurut rencana program ini kembali dibuka pada tahun 2020 mendatang. “Mudah-mudahan ada anggaran, sehingga para tahun 2020 mendatang kembali kami buka

beasiswa keluar negeri khusus S2 dan S3,” terang Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung I Ketut Widia Astika.

Pihaknya berdalih, bahwa saat ini fokus terhadap program prioritas dan memilih fokus untuk membiayai 20 mahasiswa S1 yang telah diberangkatkan tahun 2018.

Beasiswa itu sepenuhnya ditanggung oleh Pemkab Badung. Per orang diberikan tanggungan maksimal sebesar Rp 500 juta per tahun. 

“Bukan berarti pendidikan tidak penting, pendidikan penting. Tapi karena keterbatasan anggaran juga, maka program prioritas lainnya didahulukan. 

Kita fokus biaya pendidikan 20 orang itu dulu. Mereka kan juga butuh biaya,” terang birokrat asal Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara ini. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/